jejak sepanjang pantai
di bawah teduh nyiur melambai
menyimpan duka yang tak juga kunjung diurai
begitu pula gelombang
pecah riak ditantang karang
adalah gejolak murka yang tak mampu tenang
mata yang tertutup, mulut yang terkatub
menahan sekuat tenaga agar tidak meletup
dari gugup, dari hentakan-hentakan dada kencang berdegup
ini semua belum selesai
tidak, api itu masih tersimpan dalam di dasar ngarai
menunggu derai angin menjelma badai
wahai anak-anak negeri
masihkah kau belum mengerti?
bahwa luka telah kau sayat di tubuh Pertiwi?
duhai abdi dan patih
masihkah tak kau sadari?
ini negeri, dikangkangi setan berjubah putih?
sampai kapan semua diam, kecut dan takut?
sampai kapan semua larut dan hanyut?
sampai kapan kabut ini dibiarkan hitam bergelayut?
Jakarta, 2 September 2019 Â Â Â