menunggumu, lebih sulit ketimbang menanti hujan. sebab hujan memberi tanda di awan-awan, walau tak memberi kepastian. setidaknya ia memberikan harapan dan pilihan.
kau tak memberikan pilihan, sehingga aku mati langkah dan didera kebosanan. tak ada jalan lain yang kau tawarkan, sehingga menunggumu adalah keharusan, ujian kesabaran.
dua cangkir kopi dan sebungkus rokok sudah kuselesaikan, kau masih sebut operasional sebagai alasan penundaan, maka puisi kujadikan teman untuk membunuh kejemuan.
Bandara Raden Intan II, 5 April 2019
(terlalu cepat ke bandara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H