menunggumu, lebih sulit ketimbang menanti hujan. sebab hujan memberi tanda di awan-awan, walau tak memberi kepastian. setidaknya ia memberikan harapan dan pilihan.
kau tak memberikan pilihan, sehingga aku mati langkah dan didera kebosanan. tak ada jalan lain yang kau tawarkan, sehingga menunggumu adalah keharusan, ujian kesabaran.
dua cangkir kopi dan sebungkus rokok sudah kuselesaikan, kau masih sebut operasional sebagai alasan penundaan, maka puisi kujadikan teman untuk membunuh kejemuan.
Bandara Raden Intan II, 5 April 2019
(terlalu cepat ke bandara)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI