kalaulah berhasil memenangkan perang kata-kata, dengan lisan parah dan emosi pecah, apa yang hendak kau pamerkan ke dunia? seberapa jauh bisa berbangga, seberapa lama mampu bertahan di mayapada?
saat engkau dengan gagah membela, betulkah Dia yang kau jaga? atau harga dirimu semata, terlampau tinggi dan pongah, lahir dari kerdilnya jiwa?
atau sebenarnya kau terlalu ketakutan? bahwa apa yang diyakini sempurna, Â ternyata kau sendiri tahu ada titik lemah, kau tutupi dengan segala cara, Â tanpa ada penjelasan, selain taat buta!
lalu kau bentengi dengan amarah, mengoleksi sejuta pembenaran. apa yang tak enak didengar, kau anggap melanggar, yang tak nyaman dibaca, kau sebut fitnah. bahkan kebenaran sekalipun, jika tak suka kau lihat, kau sebut sebagai sesat.
bagaimana kau bisa borong kebenaran, padahal semuanya sebatas tafsiran? sedangkan tak ada seorangpun manusia di muka bumi ini yang utuh memahami alam, sedangkan tak ada satupun insan di dunia ini yang berhak mewakili Tuhan.
Bandar Lampung, 5 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H