Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Pemanggil Hujan

5 April 2019   01:02 Diperbarui: 5 April 2019   01:10 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.123rf.com/

dia berkeliling bumi, membawa payung di tangan kanan, dan buku di tangan kiri. pada tempat yang ia singgahi, kemarau berhenti. oasis muncul dari titik di mana ia berdiri, dan ia bukan orang suci, apalagi nabi.

tak ada yang tahu kemana ia akan pergi, sebagaimana tak ada yang mengerti mengapa ia datang kembali. ia melangkah sesuka hati, tak ada yang bisa membujuknya berhenti, tidak dulu, tidak kini, tidak juga nanti.

ia telah menaklukan api, ia juga telah mengurung semua benci. padanya hanya kelembutan, dan ketentraman. matanya senantiasa menatap awan, hatinya berpenuh kesejukan. sebab ia adalah perempuan pemanggil hujan.

Bandar Lampung, 5 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun