Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenangan Titian Rindu

2 April 2019   14:40 Diperbarui: 2 April 2019   15:05 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: comunidadearvoredavida.com.br

aku ingin mengutuki waktu dan menyerapahi rindu
tapi, suara tersendat kering, parau dan tak lagi penting
sebab titian itu telah lama rubuh, oleh temali hati yang rapuh

maka bayangan kusimpan pada lumbung kenangan
kutata rapi, berurutkan abjad kesadaran
dan aku membinasakan rindu pada tiap kunjungan

waktu telah membuat semuanya menjadi serpihan
ingatan dirayapi kesibukan, kaki tak lagi sempat dilangkahkan
yang kini terbenam dalam hisapan lumpur penyesalan

dan saat bayangan itu kembali datang
durhaka adalah kata yang terlampau ringan
sebab apakah yang telah layak dan cukup aku lakukan?
untuk segala yang Ibu berikan dengan segenap kasih sayang?

Jakarta, 2 April 2019  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun