aku ingin mengutuki waktu dan menyerapahi rindu
tapi, suara tersendat kering, parau dan tak lagi penting
sebab titian itu telah lama rubuh, oleh temali hati yang rapuh
maka bayangan kusimpan pada lumbung kenangan
kutata rapi, berurutkan abjad kesadaran
dan aku membinasakan rindu pada tiap kunjungan
waktu telah membuat semuanya menjadi serpihan
ingatan dirayapi kesibukan, kaki tak lagi sempat dilangkahkan
yang kini terbenam dalam hisapan lumpur penyesalan
dan saat bayangan itu kembali datang
durhaka adalah kata yang terlampau ringan
sebab apakah yang telah layak dan cukup aku lakukan?
untuk segala yang Ibu berikan dengan segenap kasih sayang?
Jakarta, 2 April 2019 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H