nak, dirimu tetap asyik, tak sedikitpun terusik. meski minumanmu sudah habis, dan punya ayah tinggal sedikit.
nak, menunggu ibu adalah keseruan untukmu, engkau bebas membunuh waktu, sementara ayah harus berjibaku, menahan diri tidak menggerutu, tetap tersenyum menyambut canda dari bibir mungilmu.
nak, kopi ayah sudah habis, jus di gelaspun sudah terkikis. engkau tak mengerti, mengapa wajah ayah meringis, padahal tak ada yang sakit, padahal engkau sudah seharian bertingkah laku manis.
nak, ayah tak akan jelaskan soal ini, suatu hari engkau akan mengerti sendiri. nanti, ada saatnya engkau akan alami, apa yang sedang ayah rasakan sekarang ini. untuk sekarang, biarlah engkau menikmati, biarlah engkau asyik sendiri.
Jakarta, 3 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H