Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Asyiknya Menunggu

3 Maret 2019   15:49 Diperbarui: 3 Maret 2019   16:25 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nak, dirimu tetap asyik, tak sedikitpun terusik. meski minumanmu sudah habis, dan punya ayah tinggal sedikit.

nak, menunggu ibu adalah keseruan untukmu, engkau bebas membunuh waktu, sementara ayah harus berjibaku, menahan diri tidak menggerutu, tetap tersenyum menyambut canda dari bibir mungilmu.

nak, kopi ayah sudah habis, jus di gelaspun sudah terkikis. engkau tak mengerti, mengapa wajah ayah meringis, padahal tak ada yang sakit, padahal engkau sudah seharian bertingkah laku manis.

nak, ayah tak akan jelaskan soal ini, suatu hari engkau akan mengerti sendiri. nanti, ada saatnya engkau akan alami, apa yang sedang ayah rasakan sekarang ini. untuk sekarang, biarlah engkau menikmati, biarlah engkau asyik sendiri.

Jakarta, 3 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun