ia yang terbaring dengan mata menyala di malam buta, menatap langit-langit tua, mencari jawaban atas duka, sia-sia, tak ada di sana.
saat ia memejamkan mata, mencoba menyelami gelap gulita, percuma! tak ada apapun di sana, selain kering jiwa yang melayang-layang tanpa rasa, semata-mata sepi yang hampa.
lalu ke manakah menghibur diri, jika lara tak juga mau pergi? sementara hati masih berapi, sedangkan malam terlampau jauh dari pagi?
ia kini duduk bersimpuh, tertunduk dengan lidah kelu. pada nurani kusut membatu memadat, terlanjur ia hanyut menyatu terikat. tak ada doa yang terucap, hanya airmata yang mengalir dari mata-mata sembab.
Jakarta, 3 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H