Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kusut, Campur Aduk

3 Maret 2019   00:18 Diperbarui: 3 Maret 2019   00:33 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ia yang terbaring dengan mata menyala di malam buta, menatap langit-langit tua, mencari jawaban atas duka, sia-sia, tak ada di sana.

saat ia memejamkan mata, mencoba menyelami gelap gulita, percuma! tak ada apapun di sana, selain kering jiwa yang melayang-layang tanpa rasa, semata-mata sepi yang hampa.

lalu ke manakah menghibur diri, jika lara tak juga mau pergi? sementara hati masih berapi, sedangkan malam terlampau jauh dari pagi?

ia kini duduk bersimpuh, tertunduk dengan lidah kelu. pada nurani kusut membatu memadat, terlanjur ia hanyut menyatu terikat. tak ada doa yang terucap, hanya airmata yang mengalir dari mata-mata sembab.

Jakarta, 3 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun