kau lelaki, tapi kau menangis lagi untuk kesekian kali, dan kesempatan, seperti hujan di februari, tercurah terus ke bumi
hari ini masih ada peluang, melakukan perbaikan, tapi kau mesti berhenti menudingkan jari! melemparkan kesalahan lalu berlari, itu hanya berarti kau tidak  berani mati, bukan lelaki sejati!
dan setelah ini, jangan harap ada yang mau mengunyah alasanmu, tidak juga aku.
hanya kau yang tentukan mau diapakan kesempatan terakhir ini, kau yang memilih, melanjutkan atau pergi, untuk menangisi mimpi-mimpi.
Luwuk, 6 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H