Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dari Tiga Puluh Lima Ribu Kaki

6 Februari 2019   08:28 Diperbarui: 6 Februari 2019   08:51 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gugusan pegunungan, seolah baru bangkit dari dasar lautan, seperti ombak yang berkejaran, atau serupa pertapa-pertapa yang mestinya telah lama melepaskan keduniawian.

entah berapa abad berlalu, pertapa-pertapa berselimut mega duduk membatu, merafal doa dan puja pusaka, mengawal singgasana nusa, menunggu kembali Sang Raja

tapi siapa yang peduli? sedang nun di bawah sana, punggawa sibuk sendiri mengisi pundi, membiarkan jelata terpaksa menjual murah hasil tani, bahkan harga diri, atau berebutan untuk mencuri, sebab kebaikan sudah lama tidak datang hampiri, sebab diam berarti memilih mati.

sementara ini, pertapa-pertapa bijaksana, terus-menerus memantas diri, mengudap persembahan dan puja-puji, dari penjuru negeri.  dan aku, dari sini, dari ketinggian tiga puluh lima ribu kaki, aku terpaksa hanya mampu bersedih.

Di atas Jawa Tengah, 6 Februari 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun