Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Bisa Memilih

4 Januari 2019   16:03 Diperbarui: 4 Januari 2019   16:12 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://samshaw.wordpress.com/

ada yang tak pernah ingin kuingat

tentang pandangan miring panas menyengat

atau pada acungan tuding culas khianat

warna kuning menumpuk pundi berkarat  

dan mata kecil pasti bersiasat jahat

maka lewat syair ini, aku dendangkan harap

tentang udara pagi yang mengusir hati pengap

atau terang matahari yang melawan nurani gelap

sebab warna dan mata tak bisa dipesan

tak bisa dicari, bukan pula pilihan

Dia yang menentukan, pada rahim mana kita diletakkan

dan jika tiba saatnya kembali

bukan itu pula yang akan diadili

tapi pada iman dan amalan, pada tindak serta ucapan

semua pasti diminta pertanggungjawaban

Jakarta, 4 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun