Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sajak Hati

3 Januari 2019   08:50 Diperbarui: 3 Januari 2019   09:52 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://rainwaterspa.wordpress.com/

hati adalah cermin misteri

cermin karena ia adalah aku yang sejati

misteri sebab yang tahu, hanya diri sendiri

hati yang tinggi adalah akar serakah, ia melahap kemanusiaan, layaknya ulat lapar mengunyah dedaunan. hati yang rendah pandai bersyukur, dalam keadaan apapun selalu makmur, ia sejuk serupa mata air di kedalaman sumur.

hati duka adalah pikiran lemah, tempat para iblis menggoda, sumber segala sakit dan masalah, menarik jiwa ke tepi neraka. hati gembira tak mudah patah, bersahaja pun tetap bahagia, tempat malaikat bernyanyi ria, mengantar langkah menuju surga.

hati yang dengki adalah tirani, mencampakkan harga diri dan menyebar benci, menggiring mulut menebar hasut, nafsu menyeretnya hanyut. hati berbudi tak mampu iri, ia serupa langit yang selalu memberi, tanpa berharap puji, tak terpikir untuk mendapat balasan kembali. ia berpenuh damai dan kasih.

hati yang mati tak lagi berbunyi, ia buta, gelap gulita, limbung melangkah, terjerembab dalam nista. hati yang hidup selalu bersuara, kata dan langkah selalu terarah, bercahaya, terang bak pelita, senantiasa indah.

Jakarta, 3 Desember 2019  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun