Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelisah Ini, Adakah Sama?

27 Desember 2018   13:05 Diperbarui: 27 Desember 2018   13:11 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.rebellesociety.com/

daun-daun harapan, layu dan gontai

kering dan jatuh di kemaraunya damai

para tengkulak memaksa hati tergadai

suara murah dibeli tunai

bendung nurani rapuh

air bah nafsu menerjangnya runtuh

aliran keras menyapu jiwa-jiwa lugu

hanyut terombang-ambing, atau hancur terhantam batu

daun-daun harapan dan jiwa-jiwa lugu

tercerai-berai, tak lagi padu

dan arus kepentingan beringas menderu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun