Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Atas Nama Damai?

21 Desember 2016   08:39 Diperbarui: 21 Desember 2016   10:26 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Derap memekak jantung

Desing membuta, hunjam hati

Ledak porak menggantung

Berdarah luka, diam mati

Deru roda baja

Angkat debu, tanah isi udara

Dentum menghantam tembok gunung

Kaca pecah, jiwa-jiwa terdedah

Raung burung penyembur api

Terbang rendah, memaki bumi

Sayap-sayap jatuhkan celaka

Jasad, gelimpang di jalan raya

Baris mengambang di samudera

Ombak terbelah, jauh mengarah

Cerobong marah lambungkan nestapa

Luluh lantak, heningkan rumah

Derap, desing, ledak

Deru, debu, dentum

Raung, baris, ombak

Mengintip akhir hulu uranium, si vis pacem, para bellum?

Jakarta, 20 Desember 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun