Mohon tunggu...
Ripan
Ripan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

Di tengah dunia yang berputar cepat, saya adalah penjelajah kata dan perasaan. Saya menulis untuk menghidupkan kembali kenangan indah dan menciptakan pelangi dari kata-kata. Bergabunglah dengan saya dalam perjalanan menemukan keindahan dalam setiap detik dan momen kehidupan. 📖✍️

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Napas yang Kita Lupa

9 Oktober 2024   01:04 Diperbarui: 9 Oktober 2024   03:05 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan Hijau di Tengah Kesunyian (pixabay.com/firaangella1)

Napas yang Kita Lupa

Oleh: Ripan

Kita menghirup, namun tak pernah bertanya

Apakah udara ini akan tetap sama?

Langit yang dulu cerah, kini menyimpan keluh

Berapa lama lagi bumi sanggup tersenyum untuk kita?

Hujan turun, namun tanah enggan menyerap

Sungai-sungai berbisik lirih, tak sanggup mengalir bebas

Akankah kita terus menanam serakah

Sampai pohon terakhir hanya menjadi bayang kenangan?

Kita lupa, napas bukanlah milik abadi

Setiap detik yang hilang, menyisakan bekas

Mungkin sudah waktunya kita bertanya

Apa yang tersisa jika bumi mulai menyerah?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun