Mohon tunggu...
Ripan
Ripan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

Di tengah dunia yang berputar cepat, saya adalah penjelajah kata dan perasaan. Saya menulis untuk menghidupkan kembali kenangan indah dan menciptakan pelangi dari kata-kata. Bergabunglah dengan saya dalam perjalanan menemukan keindahan dalam setiap detik dan momen kehidupan. 📖✍️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinar di Seberang Kelabu

2 Agustus 2024   23:37 Diperbarui: 3 Agustus 2024   00:05 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cahaya mentari menembus selubung | Pixabay (pixabay.com/pixifant)

Hutan pagi itu diselimuti kabut tebal, menjadikan setiap pohon seperti siluet misterius yang berdiri dalam diam. Ardi, dengan kamera di tangan, berjalan perlahan menyusuri jalan setapak yang hampir tak terlihat. Ia mencari momen-momen tersembunyi di alam, saat cahaya matahari mulai menembus kabut, menciptakan pemandangan yang luar biasa. Kegigihan dan dedikasinya sebagai seorang fotografer alam sering membawanya ke tempat-tempat terpencil, dan hutan ini adalah salah satunya.

Di kejauhan, di balik tirai kabut, ia melihat sosok seorang wanita. Ardi mendekat dengan hati-hati, ingin memastikan apakah ia hanya bayangan yang dibentuk oleh pikirannya sendiri atau memang ada seseorang di sana. Semakin dekat, semakin jelaslah wujud wanita itu. Maya, dengan rambut panjang terurai dan pakaian sederhana, sedang berdiri di tengah jalan setapak, tampak sedang menikmati keheningan pagi.

"Selamat pagi," sapa Ardi dengan suara lembut, mencoba tidak mengagetkan Maya.

Maya menoleh dan tersenyum. "Selamat pagi. Apa yang membawamu ke sini pagi-pagi begini?"

"Aku mencari objek foto. Kabut pagi seperti ini memberikan nuansa yang berbeda pada gambar," jawab Ardi, sambil mengangkat kameranya sedikit sebagai penjelasan.

Maya mengangguk, matanya berkilauan. "Aku juga sering datang ke sini untuk mencari inspirasi menulis. Kabut memberikan sentuhan magis pada segalanya."

Pertemuan pertama mereka itu membawa percakapan panjang tentang fotografi, menulis, dan keindahan alam. Ardi dan Maya saling mengagumi passion masing-masing. Mereka sering bertemu di hutan itu, berbagi cerita, dan inspirasi. Maya menemukan kebahagiaan dan kebebasan dalam percakapan mereka, sesuatu yang telah hilang dari kehidupannya bersama Danu.

Maya adalah seorang penulis berbakat, namun kehidupannya bersama Danu terasa semakin hampa. Danu adalah seorang pengusaha sukses, tetapi kesibukannya membuatnya sering mengabaikan kebutuhan emosional Maya. Setiap pertemuan dengan Ardi membuat Maya merasa hidup kembali. Ardi, di sisi lain, mulai menyadari bahwa perasaannya terhadap Maya lebih dari sekedar kekaguman.

"Maya, aku... aku merasa ada sesuatu yang lebih dari sekedar pertemanan di antara kita," kata Ardi suatu hari, suaranya penuh kegelisahan.

Maya terdiam, menatap mata Ardi dengan sorot mata yang penuh perasaan. "Ardi, aku juga merasakan hal yang sama. Tapi aku sudah menikah dengan Danu. Aku tidak bisa meninggalkannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun