DULU,  saat menjadi pegawai, saya suka membaca buku Rhonda Byrne judulnya  "The Secret" dan Robert Kyosaki  "Rich Dad Poor Dad". Mario Teguh pun menjadi "bintangnya" televisi saat itu. Yang paling menarik adalah Bob Sadino. Kata-kata motivasi seperti :  jangan banyak berteori, jangan banyak berpikir, langsung kerjakan dan lain-lan. Semuanya menjanjikan kesuksesan.
Pada usia 47 tahun -setelah 25 tahun menjadi pegawai-  saya mengajukan pensiun dini. Alhamdulillah perusahaan menyetujui.Â
Mengapa berani pensiun dini? Padahal anak-anak sedang membutuhkan biaya.  Ilustrasinya begini. Jika Anda membuat kurva normal, maka usia 55 tahun adalah  saat kurva itu menurun. Bahkan menurun sangat drastis. Pensiun dini  adalah langkah awal memperbaiki "kurva" itu.  Masalahnya : tidak ada teman saya yang menjadi pengusaha sukses-setelah pensiun.Â
Menurut Ustad Yusuf Mansyur : "Kejarlah dunia seolah-olah akan hidup selamanya" dan "Kejarlah akhirat seolah-olah esok mati". Tetapi saya lebih cocok  : "Kejarlah dunia dan akhirat berbarengan". Â
Memulai usaha
Minggu pertama tinggal di rumah -menyusun rencana bisnis.  Namun tidak terasa, hampir seminggu: belum memulai usaha. Benar juga yang disampaikan Bob Sadino :"jangan berfikir, langsung usaha".Â
Akhirnya pada minggu kedua, saya menyewa ruang kecil dan murah di Kota Bandung. Lalu usahanya apa? Sembako saja -paling mudah.
Langganan pertama namanya tante Aman -rumahnya disebelah. Beliau berusia 74 tahun, sehat dan senang ngobrol. Dari dia pula saya mendapat ide membuat roti. Mirip Roti Sisir, namun bentuknya bulat-bulat. Satu loyang isi 12 buah. Isi coklat, kacang, strawberry. Â Awalnya bawa adonan dari rumah, di panggang di warung. Supaya rotinya panas dan harumnya kemana-mana.
Itulah pertama kali saya berani pasang spanduk. Namanya "Roti Sobek" -enak atau tidak enak, silahkan "di sobek-sobek".
Lanjut..... (2)Â
Â