Mohon tunggu...
Rio WibiS
Rio WibiS Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Lulus kuliah dari Unnes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gempa Bumi di Ambarawa Tahun 1865

19 Februari 2023   14:37 Diperbarui: 19 Februari 2023   14:49 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                     Gempa Bumi di Ambarawa Tahun 1865

                                                                                                       Peta Danau Rawapening Tahun 1900

                                                                                       Sumber : https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/ 

Gempa bumi adalah suatu peristiwa alam yang terjadi secara alami. Gempa bumi sendiri di bedakan menjadi tiga yakni gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik, dan gempa terban. Gempa bumi tektonik adalah gempa yang disebabkan karena adanya aktivitas lempeng bumi yang bergerak saling menjauh, bergesekan, atau bertabrakan satu sama lain yang menyebabkan terjadinya guncangan. Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivtas vulkanik di sekitar gunung berapi. Gempa bumi ini biasanya hanya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung berapi. Sedangkan gempa terban adalah gempa yang disebabkan karena adanya reruntuhan atap gua yang terdapat didalam litosfer.

Indonesia adalah negara yang rawan bencana alam terutama gempa bumi dan gunung meletus. Hal ini dikarenakan negara Indonesia dikepung oleh tiga lempeng aktif yang dapat menimbulkan gempa bumi tektonik seperti lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Bahkan tidak hanya itu, Indonesia juga merupakan negara yang terletak pada ring of fire yang menyebabkan banyaknya gunung-gunung berapi aktif di Indonesia. Wilayah Indonesia yang demikian ini memiliki dampak positif dan negarif. Dampa positifnya adalah tanah di Indonesia menjadi sangat subur karena debu vulkanik yang dihasilkan oleh erupsi gunung dapat menyuburkan tanah. Tetapi dampak negatifnya adalah bencana yang ditimbulkan baik berupa gempa bumi dan gunung meletus sering menyebabkan kerusakan yang parah bahkan menimbulkan korban harta benda dan korban jiwa yang bergitu banyak.

Pada tanggal 23 Oktober hingga 25 Oktober 2021 telah terjadi serangkaian peristiwa alam berupa gempa bumi di Ambarawa, Jawa Tengah. Gempa pertama yang terjadi pada hari Sabtu 23 Oktober 2021 adalah gempa yang berkekuatan M3. Setelah gempa utama tersebut terjadi gempa susulan hingga Senin 25 Oktober 2021 yang tercatat sudah 34 kali gempa terjadi. Fenomena gempa yang terjadi di Ambarawa tersebut memiliki kekuatan yang beragam tetapi kekuatanya masih dibawah  M3 setelah gempa utama. Gempa yang terjadi dengan skala kecil dengan frekuensi kejadian yang tinggi dan terjadi dalam suatu kawasan dalam waktu yang relatif lama sering di sebut sebagai gempa swarm. Kabupaten Semarang, Khususnya Ambarawa, Banyubiru, Salatiga, dan sekitarnya merupakan daerah yang dikepung oleh tiga sesar aktif yang saling berdekatan. Sesar tersebut adalah sesar Ungaran, Sesar Rawapening, dan sesar Merapi-Merbabu. Gempa swarm yang terjadi di Ambarawa tersebut merupakan sebuah gempa yang disebabkan oleh aktivitas sesar Merapi-Merbabu.

Dalam catatan sejarah, pernah terjadi beberapa kali peristiwa alam gempa bumi merusak di Ambarawa. Salah satunya adalah peristiwa gempa bumi yang mengguncang Ambarawa dan sekitarnya pada tahun 1865. Gempa tersebut diperkirakan mencapai kekuatan M6,5. Bahkan karena saking kuatnya, gempa tersebut sempat merobohnkan benteng Willem I yang terletak di sebelah barat Stasium Kereta Api Ambarawa. Peristiwa yang terjadi di Ambarawa pada tahun 1865 tersebut tercatat dalam arsip peninggalalan Belanda. Beirkut arsipnya.

fb-img-1598836750661-63f1c4c204dff07dff67c113.jpg
fb-img-1598836750661-63f1c4c204dff07dff67c113.jpg
Artinya : “pada tanggal 22 Oktober pukul 9 lebih 16 menit dan tanggal 23 Oktober dini hari pada pukul 2 lebih 45 menit kembali terpantau gempa sedang di Ambarawa dengan arah biasa. Sedangkan di Banyubiru arahnya lebih ke selatan dari sebelumnya. Guncangan ini diikuti oleh gemuruh dunia lain yang tidak berat, tetapi terus menerus, yang telah berulangkali belakangan ini. Jika tidak semuanya berkarat dan Rawa Pening berada dalam posisi kunci normal”. Dari arsip tersebut dapat kita ketahui bahwa gempa bumi terjadi pada tanggal 22 Oktober 1865 pukul 9 lebih 16 menit dan kemudian terjadi lagi pada tanggal 23 Oktober tahun 1865 pukul 2 lebih 45 menit. Gempa yang terjadi di Ambarawa pada tahun 1865 adalah gempa yang disebabkan karena adanya aktivitas tektonik dari sesar Rawapening. Setelah gempa bumi terjadi diikuti pula suara-suara gemuruh yang berasal dari Rawapening dan terdengar berkali-kali. Akan tetapi setelah terjadi gempa bumi ternyata Rawa Pening berada dalam kondisi normal.

Penulis memberikan informasi ini tidak bertujuan untuk menakut-nakuti masyarakat. Namun tujuan penulis memberikan informasi seperti ini adalah agar masyarakat selalu waspada. Selama ini masyarakat meganggap bahwa daerah rawa bencana di Jawa adalah daerah selatan Jawa saja. Padahal tidak, bagian tengah pulau Jawa dan bagian utara Pulau Jawa juga merupakan daerah yang rawan terjadinya gempa bumi. Ambarawa ini buktinya. Selain di Ambarawa, catatan tentang gempa bumi yang merusak juga pernah terjadi di bagian utara Jawa. Pada tahun 1866 terjadi pula

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun