Mohon tunggu...
Rio Tri Handika
Rio Tri Handika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Berkelanjutan: Transformasi Limbah Tahu menjadi Produk Ramah Lingkungan di Desa Tosaren, Kota Kediri

31 Agustus 2024   21:07 Diperbarui: 31 Agustus 2024   21:10 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UMKM Tahu Kuning dan Stick Tahu Kota Kediri/dok. pri

Kota Kediri, 31 Agustus 2024 -- Di tengah upaya global untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan, Desa Tosaren di Kota Kediri menjadi contoh cemerlang dalam mengelola limbah industri makanan dengan inovasi berkelanjutan. UMKM Tahu yang beroperasi di desa ini tidak hanya memproduksi tahu berkualitas tinggi tetapi juga berusaha menangani limbahnya secara efektif. Dalam sebuah langkah progresif, mahasiswa KKN Mandiri UM Surabaya, Rio Tri Handika, telah menginisiasi program-program inovatif untuk memanfaatkan limbah tahu menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat. UMKM Tahu di Desa Tosaren telah menjadi pilar ekonomi lokal, menyediakan tahu yang dikenal dengan cita rasa khas dan kualitas yang baik. Proses pembuatan tahu di sini melibatkan beberapa langkah penting: penggilingan kedelai, pemasakan, pembentukan, pewarnaan dan pemotongan tahu. Setiap tahap memproduksi limbah, baik berupa ampas kedelai maupun limbah cair. Sebagai gambaran, dari satu batch produksi tahu yang menghasilkan sekitar 100 kg ampas kedelai dan 500 liter limbah cair dihasilkan. Limbah ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang serius.Mengetahui potensi dampak limbah, mahasiswa KKN Mandiri UM Surabaya, Rio Tri Handika, bersama warga, meluncurkan inisiatif untuk mengubah limbah menjadi peluang baru. Program ini melibatkan tiga produk utama:

1. POCTA (Pupuk Organik Cair Limbah Tahu): Pupuk ini dihasilkan dari limbah cair tahu yang diolah menjadi pupuk organik. Penggunaan pupuk ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia. Pupuk menggunakan bahan utama dari limbah cair tahu, bioaktivator EM4 dan molase.
2. NATA (Nugget Ayam Ampas Tahu): Ampas tahu yang tersisa dari proses pembuatan tahu diproses menjadi nugget ayam. Produk ini tidak hanya memanfaatkan limbah tetapi juga memberikan alternatif makanan sehat bagi masyarakat.
3. COOTA (Cookies Ampas Tahu): Ampas tahu diolah menjadi cookies, yang menawarkan camilan sehat dengan kandungan protein tinggi.

Bahan POCTA (Pupuk Organik Cair Limbah Tahu)/dok. pri
Bahan POCTA (Pupuk Organik Cair Limbah Tahu)/dok. pri
NATA (Nugget Ayam Ampas Tahu) & COOTA (Cookies Ampas Tahu)/dok. pri
NATA (Nugget Ayam Ampas Tahu) & COOTA (Cookies Ampas Tahu)/dok. pri
Pupuk organik hasil limbah tahu, atau POCTA, telah diperkenalkan kepada warga Desa Tosaren. Pupuk ini digunakan untuk mendukung pertanian tradisional dan hidroponik di area perkotaan. Rio, mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Surabaya menjelaskan, "Pupuk ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi petani tradisional dan hidroponik. Kami ingin membuktikan bahwa limbah dapat menjadi sumber daya yang berharga." Warga Desa Tosaren yang terlibat dalam UMKM Tahu, seperti Bapak Fendi, mengungkapkan kepuasan mereka terhadap inisiatif ini. "Kami sangat senang dengan ide ini. Selain membantu mengurangi limbah, produk-produk baru ini juga memberi tambahan pendapatan. Kami mendukung penuh program ini dan berharap lebih banyak masyarakat yang bisa memanfaatkannya."Sebagai bagian dari program, Rio Tri Handika juga melakukan sosialisasi mengenai hidroponik kepada masyarakat. Hal ini mengajarkan bagaimana memanfaatkan POCTA dalam sistem hidroponik untuk meningkatkan hasil pertanian urban. Edukasi ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran dan mempromosikan pertanian berkelanjutan di area perkotaan. "Dengan menggunakan pupuk organik dari limbah tahu, kami dapat mengurangi dampak negatif dari pencemaran serta mendukung pertanian yang lebih ramah lingkungan," ujar Rio. Dia menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah mengedukasi masyarakat dan produsen tentang konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan pentingnya pengelolaan limbah yang efektif. Program ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan penting:1. Mengurangi Pencemaran Lingkungan: Mengolah limbah cair tahu menjadi nutrisi untuk sistem hidroponik membantu mencegah pencemaran air dan tanah.
2. Meningkatkan Produktivitas Pertanian Urban: Dengan memanfaatkan limbah sebagai sumber nutrisi tanaman, program ini mendukung pertanian berkelanjutan di perkotaan.
3. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Program ini mengedukasi masyarakat tentang bahaya pencemaran dan pentingnya penerapan konsep 3R dalam pengelolaan limbah.

Dengan pendekatan yang inovatif dan berfokus pada keberlanjutan, Desa Tosaren telah menunjukkan bagaimana pengelolaan limbah yang kreatif dapat menguntungkan ekonomi lokal dan lingkungan. Ini adalah contoh yang inspiratif tentang bagaimana tindakan kecil di tingkat lokal dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Sosialisasi dan Pelatihan Inovasi Produk POCTA/dok. pri
Sosialisasi dan Pelatihan Inovasi Produk POCTA/dok. pri

Sosialisasi dan Pelatihan Inovasi Produk NATA & COOTA/dok. pri
Sosialisasi dan Pelatihan Inovasi Produk NATA & COOTA/dok. pri

Sosialisasi Inovasi ProdukPOCTA & COOTA/dok. pri
Sosialisasi Inovasi ProdukPOCTA & COOTA/dok. pri

Sosialisasi dan Pelatihan Hidroponik/dok. pri
Sosialisasi dan Pelatihan Hidroponik/dok. pri

Kunjungi

Link Youtube: https://youtu.be/OB465sGYpyA?si=bj370RRqcuFNFrLp

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun