Saya ingin bercerita tentang Kuala Kencana. Pada Bulan Januari 2014 saya berkesempatan menyambangi kota yang menawan ini di Papua. Mendengar kata Papua, mungkin yang terbayang di benak kita adalah hamparan hutan di pedalaman ujung timur Indonesia yang kaya akan flora dan fauna dan belum tersentuh pembangunan modern. Kehidupan masyarakatnya pun masih ada yang pramodern terutama bila dibandingkan dengan gemerlap kehidupan kota besar seperti Jakarta. Sebagian wilayah Papua memang ternyata seperti itu. Namun saya menjumpai hal yang berbeda di Kuala Kencana. Walaupun berada di Papua, Kuala Kencana ternyata adalah kota yang maju dan modern. Secara administratif ia termasuk distrik di Kabupaten Mimika, dengan ibukotanya Timika. Kuala Kencana berada di dataran rendah bagian tengah-Selatan Papua. Walaupun dekat dengan Timika, suasana di dalam Kuala Kencana jauh berbeda dengan Timika. Kuala Kencana dibangun dan dikelola sepenuhnya oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), sebuah perusahaan tambang terkemuka di Indonesia. Di kalangan Freeport, Kuala Kencana juga dikenal dengan sebutan lowland atau wilayah kerja dataran rendah. Sebagai informasi, PTFI beroperasi terutama di dataran tinggi yang bernama Grasberg di Papua Tengah. Untuk menunjang aktivitas tambangnya, PTFI membangun distrik Tembagapura di dataran tinggi (highland) yang dekat dengan Tambang Grasberg dan distrik Kuala Kencana di dataran rendah (lowland) yang dekat dengan pusat pemerintahan Timika. Dataran rendah Kuala Kencana juga dekat dengan Bandara Internasional Mozes Kilangin dan Pelabuhan Amamapare sebagai jalur distribusi barang tambangnya. Berikut ini bisa dilihat posisi Kuala Kencana pada peta wilayah kerja PTFI yang saya dapat dari website perusahaan tersebut.
Selayaknya dataran rendah di Indonesia, suhu udara di Kuala Kencana cukup hangat. Namun curah hujan yang tinggi sepanjang tahun menjadikannya agak sejuk, karena hampir setiap hari turun hujan. Saat memasuki Kuala Kencana, kita akan disambut dengan taman instalasi ucapan selamat datang yang dirancang indah, patung-patung etnik Papua, jalan lebar beraspal sempurna, serta di kiri-kanan jalan terhampar luas hutan hujan tropis yang subur dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Sepintas mengingatkan saya akan
setting hutan pada film Twilight: Breaking Dawn.
Lingkungan di Kuala Kencana sungguh kontras jika dibandingkan dengan Timika. Kuala Kencana sangat bersih, terawat, dan teratur. Tidak ada sampah yang berserakan di pinggir jalan. Rambu-rambu lalu lintas terpasang jelas di banyak tempat, segala petunjuk disajikan dwibahasa dalam Bahasa Indonesia yang diikuti Bahasa Inggris di bawahnya. Fasilitas yang ada di Kuala Kencana pun boleh dibilang lengkap. Selain gedung perkantoran PTFI dan komplek perumahan karyawan, terdapat pula lapangan sepak bola, lapangan badminton
indoor, lapangan futsal
indoor, kolam renang
Olympic size, lapangan golf, alun-alun
(The Plaza), gereja, masjid, aulaÂ
multipurpose building, bahkan
shopping center lengkap dengan
supermarket (
Hero), salon (
Rudy Hadisuwarno), perpustakaan, layanan perbankan (
CIMB Niaga dan
Mandiri), serta beberapa restoran ala barat dan oriental yang cita rasa dan mutunya terjaga ketat dengan standar tertentu
(managed by PT Pangan Sari Utama, the largest industrial catering and food distribution company in Indonesia). Di sini juga ada klinik dan
medical services yang dikelola olehÂ
International SOS dan
sekolah internasional YPJ. Tentunya semua ini adalah fasilitas perusahaan yang hanya dapat dinikmati oleh karyawan dan keluarganya. Misalnya untuk berbelanja di
Hero Supermarket setempat, kasir hanya dapat melayani transaksi dengan terlebih dahulu memindai
(scan) barcode yang terdapat pada kartu khusus yang disebut
Universal ID PTFI. Kartu ini biasanya hanya dimiliki oleh karyawan dan keluarganya/tamu.
Model rumah yang dibangun di Kuala Kencana sendiri menyerupai model rumah ala negara Barat seperti yang sering kita lihat di drama seri maupun film-film produksi Amerika Serikat. Perumahan ini dibangun rapi dan teratur, tanpa pagar dan halamannya dihiasi taman dengan hamparan rumput yang luas, hijau dan terawat. Di setiap komplek RT dilengkapi pula dengan sebuah
playground. Selain rumah
(landed housing), terdapat juga beberapa blok apartemen dan barak bergaya negara Barat dengan standar yang serupa. Kuala Kencana adalah kota pertama di Indonesia yang telah menggunakan
underground utilities untuk saluran kabel listrik, komunikasi, serta distribusi air bersih dan pengolahan limbah yang terpusat. Mereka memiliki
water treatment plant mandiri dengan standar air bersih yang tinggi sehingga air kran
(tap water) yang ada di rumah-rumah sudah aman untuk langsung diminum
(potable). Tidak ada tiang jalur kabel listrik atau kabel telepon yang terlihat di lingkungan ini karena semuanya tertanam rapi di dalam tanah. Di sepanjang jalanan di Kuala Kencana telah dibangun pula jalur pejalan kaki dan sepeda. Selayaknya di negara maju, berbagai tempat parkir di Kuala Kencana pun selalu disediakan tempat parkir khusus sepeda lengkap dengan besi pengamannya. Ada hal yang menarik saat mengamati perilaku mengemudi warga Kuala Kencana ini. Di sini pengemudi mobil sangat santun. Mendahulukan pejalan kaki dan sepeda adalah hal yang utama di sini. Pengemudi selalu mendahulukan kendaraan yang masuk dari arah kanan apabila berpapasan di persimpangan (bahkan seringkali menghentikan laju kendaraannya saat mendahulukan kendaraan lain), mengemudi di bawah batas kecepatan maksimal yang telah ditentukan rambu-rambu, menggunakan sabuk pengaman, dan parkir dengan tertib di garis parkir yang telah ditentukan. Keteraturan lalu lintas semacam ini mengingatkan saya dengan suasana jalanan dan parkiran di Singapura. Jadi saat mengunjungi Kuala Kencana kita bisa merasakan atmosfer yang berbeda. Pembangunan Kuala Kencana tampak sangat terrencana rapi dengan tetap memelihara keasrian hutan yang masih ditinggali binatang endemik Papua. Sistem pembangunan di Kuala Kencana ini sejatinya layak ditiru oleh kota-kota lain di Indonesia.
Kuala Kencana sangat menakjubkan. Sebelumnya tak terbayangkan ternyata ada kota yang sedemikian bagus di Indonesia ini. Apalagi kenyataan bahwa lokasinya berada di tengah belantara Papua.
Kuala Kencana is the finest town you will see. Not because it boasts the richest houses but because of how green it is… and how naturally beautiful it is..
Foto-foto perjalanan saya di Kuala Kencana juga dapat Anda lihat di Facebook Album ini. (klik; tidak perlu login)
Catatan: Kuala Kencana merupakan kawasan terbatas yang dikelola oleh PTFI dan bukan obyek
wisata. Yang diperbolehkan masuk ke distrik ini hanya orang-orang dengan
Universal ID PTFI atau yang telah memiliki ijin tertentu. Setiap kendaraan yang akan masuk ke Kuala Kencana mungkin harus melewati pemeriksaan yang ketat dan menyeluruh oleh petugas keamanan di
checkpoint perbatasan Timika-Kuala Kencana.
Pada tulisan selanjutnya, saya akan mengulas tentang perjalanan saya ke kota Freeport lainnya yang tidak kalah menakjubkan yaitu Tembagapura yang berjarak kira-kira 60 miles dari Kuala Kencana dan berada di ketinggian 3500 meter di atas permukaan laut.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya