Iya kalau teknologi dimensi sudah sanggup membuat serba kecil termasuk monitor display, lalu simpan di mana monitornya ya? Satu terobosan adalah dimensi yang tidak melebihi ukuran kuku ibu jari kita tetapi memiliki resolusi tinggi, 800 x 600 piksel SVGA! Kecil-kecil cabe rawit. Dengan bantuan suryakanta (kaca pembesar), citra diperbesar seolah-olah mata kita melihat sebuah gambar besar berukuran sekitar 30". Hebat sekali. Monitor diaku produsennya, Kopin,sebagai yang terkecil di dunia. Teknologi "meniadakan" monitor atau display saling berpacu; masing-masing produsen mengeluarkan teknologi unggulannya menampilkan gambar tanpa monitor! Lihat berikut ini, dan di bawahnya lagi...
Monitor ditanam di kacanya kaca mata! Tampilan dikendalikan oleh unit yang terpasang di gagang. Karena jaraknya dekat dengan retina mata, gambar diperbesar seperti diproyeksikan dari jarak 1 meter. Teknologi ini masih dikembangkan sehingga menu yang tampil dapat dipilih dengan mata terpusat ke satu titik tertentu di menu.
Klik! (Dengan mengedipkan mata?) Mau buka imel? Ingin tahu menu yang disuguhkan saat kita berdiri di depan sebuah restoran? Mencari alamat sebuah lokasi tetapi malu bertanya? Bisa, tinggal kedip saja.
Klik! Terbayang sudah semua orang akan berkaca mata, berjalan, berhenti, berjalan, berhenti,
sambil tersenyum sendiri, tahu-tahu bertumbukan dengan orang di depan! Terlalu asyik membaca. Hati-hati...
Kalau lensa kontak berfungsi memperbaiki kualitas penglihatan yang kurang baik, mengapa tidak menciptakan lensa kontak seperti monitor yang dapat menciptakan pemandangan lain sama sekali? Ada-ada saja, tetapi ada yang berpikir demikian. Meski masih dalam tahap konsep sudah dicobakan pada kelinci. Kelinci seharusnya ditanya dan menjawab, apa yang dia lihat? Monitor atau
display kian dekat saja ke mata, indera utama kita. Banyak pertanyaan perlu diajukan sebelum "monitor" benar-benar terpasang; komponen elektronika
belum tentu kompatibel atau ramah dengan mata.
Ada listriknya lagi!
Setiap obyek asing yang masuk ke dalam tubuh kita akan mendapat perlawanan sebelum akhirnya menyesuaikan. Puncaknya, manfaat teknologi untuk tujuan mulia,
kemanusiaan. Diharapkan nanti melalui monitor yang tertanam di dalam mata para penyandang cacat tuna netra , mereka berkesempatan menyaksikan indahnya warna-warni alam ini... . Semogalah demikian, terimakasih teknologi
, terimakasih pencipta
mata bionik. Klip menarik tentang tren teknologi display ada di sana dan di sini... dulu masih khayal, "sci-fi" (science fiction, fiksi ilmiah), sekarang kenyataan? riosetoBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya