Mohon tunggu...
Rio Seto Yudoyono
Rio Seto Yudoyono Mohon Tunggu... -

Idenya sering aneh terkesan ngawur dan melawan arus. Visioner bukan, peramal jauh; tulisannya terkadang menyimpang dari pakem, senangnya "menganggu" orang ikut 'mikir, mencari jawaban atas tantangan yang dihadapi sekarang dan masa datang...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dongeng Jari

23 Oktober 2009   04:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:33 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sudah jadi tradisi setiap Jumat seperti hari ini, si Jempol mengumpulkan ke 4 adiknya si Telunjuk, si Tengah, si Manis, dan si Kelingking, untuk menceriterakan apa yang telah dikerjakan masing-masing dalam seminggu ini.

Si Telunjuk memulai berceritera. Aku berurusan dengan tahta; aku berhasil melayani warga masyarakat dengan baik; semua puas dan senang atas layananku. Satu-satunya kesalahan yang kuperbuat adalah mengambil 1 hari kerja untuk diriku sendiri...

Si Tengah menyusul. Kalau aku berurusan dengan cinta, dan seminggu kemarin berhasil memberi kasih sayang kepada keluargaku. Satu-satunya kesalahan yang aku perbuat, lupa memberi hadiah istimewa tanda kasih kepada isteriku, yang telah menjaga dan memelihara keluargaku, anak-anakku, ...termasuk aku!

Si Manis berikutnya. Akulah yang memikirkan harta. Seminggu ini aku mengelola dan memelihara imbalan jerih payah kerja saudaraku, uang, dengan baik. Aku senang melihat jumlahnya kian bertambah, senang menatap warnanya yang kuning kemilau keemasan. Satu-satunya kesalahanku, lupa membersihkan yang berwarna abu dan hitam.

Si Kelingking giliran terakhir. Kalau saudaraku si Telunjuk, Tengah, Manis, bertugas mengurusi duniawi, maka tugasku mengurusi akhirati. Kalau tugas mereka bertiga adalah bekerja, maka tugasku berdoa, agar minggu esok lebih baik dari minggu ini, dan, mensyukuri atas segala yang telah diperoleh selama ini. Kesalahanku, masih sering alfa.

Si Jempol mengangguk-anggukan kepalanya. Aku bangga mendengar cerita kejujuran kalian terhadap kesalahan diri sendiri. Dalam menjalani hidup ini kalian semua harus bersatu, saling mendukung, dan dalam bertugas senantiasa dilandasi dengan memberi perhatian, melayani, dan memelihara suara hati.

Lakukan ketiga tugas duniawimu dengan baik, carilah dan dapatkan tahta, cinta, harta itu,tetapi jangan lupa akhirati! Suara hatimu panduannya; dengarkan, ikuti dia, karena dari suara itulah hidup kita menjadi lebih berwarna dan bermakna.

Keempat jari lalu bersujud merunduk dan melipatkan dirinya di atas telapak tangan; angkat jempol tinggi-tinggi! Jempolan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun