Mohon tunggu...
Rio Seto Yudoyono
Rio Seto Yudoyono Mohon Tunggu... -

Idenya sering aneh terkesan ngawur dan melawan arus. Visioner bukan, peramal jauh; tulisannya terkadang menyimpang dari pakem, senangnya "menganggu" orang ikut 'mikir, mencari jawaban atas tantangan yang dihadapi sekarang dan masa datang...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Di Balik Simbol Kode 'QR'

1 Januari 2010   12:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:40 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Selamat tahun baru 2010! Mari berblogging di Kompasiana dengan nafas baru, semangat baru, pola pikir baru yang lebih baik. Ini posting pertama di hari pertama (yang sudah senja) di tahun 2010... . Kemarin saya berhasil membuat gambar kode "QR" (quick response) seperti di samping khusus bagi Kompasiana dan Kompasianer. Informasi kode berisi pesan sederhana*,

Time is free but priceless. You can't own but you can use. You can't keep but you can spend. Once you've lost you can never get it back. (Harvey MacKay)

Benar juga, kita semua dianugerahi sebuah aset tak ternilai, waktu, tetapi mengapa seringkali diabaikan? Sebuah renungan agar kita senantiasa bercermin, mengevaluasi dan berintrospeksi diri apa yang telah kita perbuat dan peroleh dari aset, demi peningkatan kualitas hidup kita. Terimakasih waktu, engkau sudah mengingatkan... Tetapi ada satu temuan lain yang menarik ketika menyusun kode QR ini. Muncul cerita yang bagi saya mengandung makna filosofis: (1) Logo "Kompasiana" (di tengah) ibarat magnet kuat yang sanggup menarik semua kalangan untuk bergabung di sana! Ada nilai personal lebih yang ditawarkan dengan menjadi anggota Kompasiana. (2) Jejaring atau network sosial blogger Kompasiana semakin kokoh. Mengamati semua orang di dalamnya, ternyata semua saling terhubung! Bisa saling berdialog yang atas dengan yang bawah, yang kiri dengan yang kanan, tanpa harus memakai protokol resmi. Cukup melalui topik, posting artikel, dan komentar.  Di sinilah kekuatan ikatan kekeluargaan anggota Kompasiana. (3) "Pulau" kecil yang terisolasi dan tak terhubung dengan network, dapat dianggap semacam tempat pengasingan kompasianer 'nakal', yang lalai dan tidak mengindahkan kesantunan atau melanggar kaidah/kode etik blogging. Langsung dicoret dari daftar, masuk kotak! Tiada ampun. Samasekali tidak terpikir membuat kode QR bisa membangun cerita seperti ini. Dengan satu kalimat, kode QR hanya ingin mengatakan Kompasiana sedang berupaya keras untuk selalu bisa menjadi yang terdepan dan selalu tampil prima, melalui karya dan kreativitas anggotanya. Waktu taruhannya! (Sekarang Kompasiana sudah dilengkapi tutorial. Bravo!) * Arahkan kamera telepon seluler kita ke kode QR lalu ..pret, informasi langsung berpindah ke telepon kita. Program pembaca kode QR untuk telepon disinggung di Blogging Dengan Semangat Baru 2010!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun