Dan pada akhirnya aku menyesal.
Pada hari pengumuman, mungkin aku satu-satunya orang yang lolos SNMPTN tapi tidak begitu bahagia. Aku melihat wajah teman-temanku yang lolos, mereka terlihat seperti baru saja berhasil menjawab satu tantangan besar dalam hidup. Mereka terlihat puas karena berhasil masuk ke jurusan yang mereka inginkan. Sedangkan pada teman-temanku yang tidak lolos, anehnya, mereka juga terlihat puas.
Berbulan-bulan setelah itu, aku baru mengerti mengapa teman-temanku yang gagal SNMPTN ketika itu malah terlihat lebih bahagia dariku. Mereka puas karena mereka telah mencoba tantangan besar dalam hidup mereka dan mereka tahu bahwa mereka telah gagal. Mereka tahu sampai di mana batas kemampuan mereka. Mereka telah mencoba. Mereka telah berusaha. Dan mereka sudah tahu hasilnya. Itulah hadiah untuk keberanian mereka.
Sedangkan aku?
Aku bahkan sama sekali tidak mencoba mendaftar ke Teknik Informatika ITS yang menjadi keinginan terbesarku. Aku tidak pernah tahu apakah aku bisa karena aku sama sekali tidak pernah mencoba. Aku menjalani hai-hariku dengan penuh rasa penasaran. Seandainya aku bisa mengulang waktu, aku pasti akan mendaftarkan diri ke sana. Biarpun gagal, aku akan merasa puas karena telah mencoba. Aku tidak akan penasaran seperti yang kualami sekarang.
Bahkan hingga saat ini, aku masih menyesal karena tidak melakukannya.
Karena itu, untuk anak-anak SMA yang mungin kebetulan membaca tulisan ini, kusarankan kalian mendaftarlah ke jurusan dan perguruan tinggi yang benar-benar kalian inginkan. Lebih baik percaya pada diri kalian sendiri daripada penasaran dan menyesal seumur hidup. Ada satu kalimat yang sebenarnya klise, tapi layak untuk kalian ingat :
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tetapi untuk mencoba.”[]
Rio S. Pambudi
Tulisan ini dapat juga dibaca di http://riosakapambudi.wordpress.com/