Mohon tunggu...
Rio Sadewo
Rio Sadewo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNJ

Seorang Mahasiswa Pecinta Seni

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Skena Merajalela, Kawula Muda Ketar-Ketir!

21 Juni 2023   21:10 Diperbarui: 21 Juni 2023   21:12 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di tengah era digital yang semakin maju, fenomena baru telah menggemparkan kawula muda Indonesia. Dikenal dengan sebutan "Skena," fenomena ini telah merajalela dengan cepat dan menyebabkan kecemasan di sebagian kalangan generasi muda. Mereka merasa tertekan dan ketar-ketir menghadapi dampak dari fenomena yang begitu meluas ini.

Sebenarnya seperti apa sih fenomena Skena ini? Apa yang anak muda Indonesia tahu tentang fenomena Skena? Menurut Robby, seorang pemuda pemilik wirausaha Literasi Coffee berusia 21 tahun, Skena adalah gelombang baru di kaum muda mudi yang mendambakan kehidupan bebas. Seperti contoh, mereka tidak ingin diatur dalam berpakaian. Sedangkan menurut Alie, seorang mahasiswa berumur 18 tahun di sebuah kampus di Karawang, Skena merupakan perkumpulan anak muda yang menyukai genre musik tertentu. Namun, kebanyakan kaum Skena adalah penikmat genre musik punk rock. Menurutnya, kelompok Skena dapat dilihat dari style berpakaiannya. Biasanya mereka memakai sepatu Docmart, kaus band, dan memiliki gaya rambut mullet. Tambahnya lagi, kaus band yang biasa mereka pakai adalah kaus Morfem.

Kata Skena berasal dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu "scene" yang memiliki beberapa arti tergantung konteksnya. Secara umum, Skena dapat diartikan sebagai perkumpulan orang yang memiliki minat terhadap hal yang sama. Dalam dunia musik, Skena merujuk pada lingkungan atau tempat di mana musisi atau penggemar musik berkumpul, terutama dalam konteks genre musik tertentu. Selain itu, Skena memiliki arti sendiri dalam bahasa gaul. Istilah ini merupakan singkatan dari tiga kata yaitu Sua, cengKErama, dan kelaNA. Dengan begitu, Skena dapat diartikan sebagai suasana yang memberikan rasa bersua, bercengkrama, dan berkelana.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan istilah tersebut. Namun, penggunaan istilah Skena dapat menjadi negatif jika disampaikan dengan intonasi negatif. Di media sosial, terutama Twitter, ramai penggunaan istilah Skena yang sempat beberapa kali viral dalam beberapa tahun terakhir. Netizen seringkali menggunakan kata Skena untuk menyebut kaum penikmat musik yang merasa bahwa selera musiknya lebih baik dari selera musik orang lain, dan menganggap rendah musik-musik yang tidak sesuai dengan seleranya. Sebagai contoh, beberapa penikmat musik rock merasa bahwa musik pop populer lebih rendah dan meremehkan para penikmatnya. Begitu pula para penikmat musik indie atau underground, seringkali meremehkan penggemar musisi dari label besar. Kemudian muncul istilah "Polisi Skena" untuk menyebut mereka yang seringkali bersikap seolah paling mengerti tentang musik dan merendahkan selera musik orang lain.

Kehadiran Polisi Skena inilah yang menyebabkan kecemasan bagi anak muda ketika ingin mengekspresikan diri melalui musik yang mereka sukai. Ketika sharing lagu yang sedang didengarkan atau posting video sedang menonton konser di media sosial, para Polisi Skena kerap kali ikut berkomentar meskipun tak diundang. Komentar negatif dari kaum Skena inilah yang membuat pengalaman bermedia sosial khususnya ketika sharing tentang musik kesukaan menjadi hal yang tidak nyaman.

Fenomena Skena juga menyebabkan beberapa efek negatif seperti kerusuhan ketika konser musik dikarenakan fanatisme yang berlebihan, diskriminasi yang dilakukan kelompok penggemar musik tertentu terhadap kelompok penggemar musik lainnya, serta pengabaian tanggung jawab sosial atau kehidupan pribadi akibat terlalu fokus pada musik yang disukainya.

Lalu, bagaimana cara berinteraksi dengan kelompok Skena? Salah satu narasumber, Robby, melakukannya seperti biasa dia berinteraksi dengan teman sebayanya yang lain. Dia tidak memandang orang tersebut termasuk bagian dari Skena atau bukan. Sementara itu, narasumber lain, Alie, beranggapan bahwa ketika bergaul dengan kelompok Skena, tips untuk cepat masuk ke obrolan mereka adalah dengan mengobrol seputar topik musik yang mereka sukai.

Meskipun kelompok Skena seringkali dianggap negatif terutama di media sosial, penting untuk diingat bahwa tidak semua anak muda yang termasuk ke dalam kelompok Skena bermasalah. Banyak Skena musik yang positif dan memberikan pengalaman yang bermanfaat serta memperkaya kehidupan sosial dan budaya. Asalkan kita tetap menjaga kewaspadaan dan mengambil langkah untuk menjaga diri sendiri dan orang lain agar tetap aman dan nyaman selama berinteraksi dalam Skena musik, pengalaman menikmati musik bagi masing-masing individu akan menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun