Belakangan ini, saya sering mendengar tentang Diet Mediterania. Awalnya, saya mengira diet ini adalah pola makan yang sulit diikuti, dengan bahan makanan yang sulit ditemukan di Indonesia.
Namun, setelah mencari tahu lebih dalam dari berbagai sumber di internet, ternyata diet ini tidak sesulit yang saya bayangkan. Justru, Diet Mediterania bisa diterapkan dengan mudah menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar kita.
Secara kebetulan, Kompasiana mengangkat topik Diet Mediterania sebagai salah satu gaya hidup sehat yang layak untuk dicoba.
Apa itu Diet Mediterania?
Diet Mediterania adalah pola makan yang terinspirasi dari kebiasaan makan masyarakat di negara-negara sekitar Laut Mediterania, seperti Italia, Yunani, Prancis dan Spanyol.
Dilihat dari berbagi jurnal, salah satunya adalah Journal of Universitas Airlangga, mediterania diet ini terkenal karena manfaat kesehatannya, seperti mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menyehatkan tubuh.
Mediterania Dier biasa dikenal dengan sebutan MedDiet. Pola makan ini menekankan konsumsi makanan alami seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, ikan, dan minyak zaitun.
Selain itu, konsumsi daging merah dibatasi dan lebih banyak mengutamakan protein nabati serta ikan sebagai sumber protein utama. Hal menarik lainnya, diet ini juga merekomendasikan konsumsi produk susu dalam jumlah sedang, seperti yogurt dan keju.
Alasan Harus Mencoba Diet Mediterania
Setelah membaca banyak artikel dan testimoni, saya mulai berpikir bahwa diet ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Berikut beberapa alasannya:
1. Mudah Diterapkan
Ternyata, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk Diet Mediterania banyak tersedia di Indonesia. Contohnya, minyak zaitun bisa dengan mudah ditemukan di supermarket, dan berbagai jenis kacang-kacangan seperti almond dan kenari juga tersedia di banyak tempat.
2. Tidak Terlalu Ketat
Diet Mediterania lebih fleksibel. palaku diet masih bisa menikmati makanan favoritnya selama dalam batas yang wajar dan tetap mematuhi prinsip diet ini.