Karakter villain sering digambarkan sebagai tokoh yang harus dikalahkan oleh pahlawan dalam sebuah cerita. Namun, di balik tindakan kejahatan yang dilakukannya, terkadang tersembunyi rasa sakit yang mendalam yang membuatnya menjadi seperti itu.
Dulu saat saya masih anak-anak saya suka menonton beberapa film super hero. Saya merasa senang saat pahlawan berhasil mengalahkan musuhnya (villain) atau setidaknya dapat memojokannya.
Pada saat itu saya tidak peduli mengapa karakter villain dapat berubah menjadi jahat, yang saya lihat hanyalah murni kejahatannya saja tanpa melihat kabaikan atau usaha di masa lalu dari karakter villain tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu, pandangan saya terhadap karakter villain mulai berubah. Bahkan terkadang saya merasa lebih mengagumi karakter villain dari pada karakter pahlawan dalam film.
Dengan memahami masa lalu, rasa sakit, dan ambisi dari karakter villain, terkadang membuat saya sedikit kasihan dan membuat rasa benci saya terhadap karakter villain menjadi berkurang, bahkan terkadang saya merasa setuju dengan apa yang dikatakan villain tentang rasa sakit dan sebagainya.
Terkadang, saat saya memahami motif kejahatan karakter villain, saya merasa ada benarnya juga. Walaupun caranya bisa dibilang cukup ekstrim dan bertolak belakang dengan nilai kemanusiaan.
Kata-kata "Orang jahat dulunya adalah orang baik yang tersakiti" itu memang benar jika dilihat dari banyak sekali karakter villain di cerita dan film. Walaupun begitu, sebisa mungkin manusia harus tetap menjadi manusia yang baik meskipun dulu pernah disakiti.
Karkter villain seperti Joker, Pain (Nagato), Madara Uchiha, Thanos, Light Yagami, Loki, Doctor Octopus, dan yang lain, pasti memiliki sedikit kebaikan dihatinya (tidak sepenuhnya jahat). Bahkan terkadang mereka memiliki tujuan yang baik walaupun caranya kurang baik.
Daripada hanya melihatnya sebagai musuh yang harus dilawan, pemahaman tentang karakter villain bisa membuka ruang untuk merenungkan tentang kompleksitas kehidupan dan motif di balik tindakan seseorang.
Meskipun penting untuk memahami rasa sakit karakter villain, hal ini tidak berarti bahwa tindakan kejahatan yang dilakukannya menjadi sah atau benar. Karakter villain tetap harus bertanggung jawab atas tindakannya dan menerima konsekuensi dari perbuatannya.
Karakter pahlawan dan penjahat sebenarnya tidak terlalu berbeda, mereka hanya bertindak sesuai perinsipnya masing-masing. Pain akatsuki pernah berkata kepada Naruto;
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!