Reframing atau jika dibahasa Indonesiakan adalah membingkai ulang, tapi kali ini kita tidak akan berbicara tentang membingkai ulang sebuah foto atau membingkai suatu benda mati lainnya.
Reframing adalah keajaiban yang tersembunyi di balik sudut pikiran manusia. Reframing adalah proses mengubah cara kita memandang atau memahami suatu situasi atau peristiwa menjadi lebih positif.
Proses ajaib ini dapat mengubah pola pikir kita menjadi cahaya yang menyinari kegelapan dalam hati. Ketika kita dihadapkan pada situasi yang sulit atau kegagalan, reframing mengajak kita untuk melihat dengan mata yang baru dan hati yang terbuka.Â
Reframing adalah seni yang memungkinkan kita melihat peluang di tengah kesulitan, mengubah kegagalan menjadi batu loncatan untuk sukses, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.
Reframing bukanlah sekadar perubahan pola pikir, tetapi perjalanan batin yang membebaskan kita dari belenggu pikiran negatif dan membawa kita ke tempat yang penuh kasih dan makna.Â
Contoh reframing dalam mengubah pemikiran negatif menjadi lebih positif sering  dijumpai saat seseorang sedang dalam keadaan kecewa, menyesal, sedih, dan emosi negatif lainnya.
Ketika terdapat seorang yang tidak lulus dalam mata kuliah misalnya, dalam hati orang tersebut pasti mengatakan "Kenapa saya gagal dalam mata kuliah ini. Apakah saya tidak cerdas?. Apa lebih baik besok menyontek saja ya?"
Dari pada berpikiran seperti itu, lebih baik ubah saja pemikiran tersebut menjadi lebih postif dan menimbulkan emosi positif.
Contohnya: "Meskipun saya tidak mencapai hasil yang diharapkan, ini adalah kesempatan untuk belajar dari kesalahan. Saya akan menggunakan pengalaman ini untuk memperbaiki strategi belajar saya dan mencapai kesuksesan di masa depan."
Contoh lain dalam dunia pertemanan "Saya iri dengan kesuksesan teman saya. Saya merasa tidak berharga." leih baik berpikir "Kesuksesan teman saya adalah inspirasi bagi saya. Saya dapat menggunakan perasaan cemburu ini sebagai motivasi untuk meraih tujuan saya sendiri."
Dalam situasi-situasi pertemanan ini, reframing membantu kita melihat peluang dan potensi pertemanan yang lebih dalam dan bermakna. Dengan mengubah perspektif negatif menjadi konstruktif.
Dengan melakukan perjalanan reframing ini, seseorang dapat menemukan kekuatan dalam kerentanan, inspirasi dalam ketidakpastian, dan kedamaian dalam kekacauan.
Tujuan uatama dari reframing adalah untuk menciptakan pola pikir yang lebih seimbang, optimis, dan memungkinkan seseorang untuk melihat potensi dan peluang dalam hidup serta menghadapi tantangan dengan kepercayaan diri dan ketahanan yang lebih besar.Â
Perubahan bukanlah tentang mengubah situasi, tetapi mengubah cara kita melihat situasi tersebut. Reframing adalah alat yang kuat untuk mengatasi tantangan dan menjadikan setiap pengalaman sebagai peluang untuk pertumbuhan.Â
Artikel ini saya tulis karena terinspirasi dari perkataan Wyne Dyer. "Ketika kita merubah cara kita memandang sesuatu, dunia di sekitar kita berubah." (Wayne Dyer).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H