Program merdeka belajar merupakan sebuah kebijakan untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya sumber daya manusia (SDM) unggul Indonesia yang memiliki profil pelajar pancasila. Kurang lebih begitulah penjelasan yang tertulis di website Direktorat Sekolah Dasar.
Semarak merdeka belajar memang sedang gencar-gencarnya disebarluaskan diruang lingkup dunia pendidikan dan masyarakat Indonesia. Bahkan akhir-akhir ini semarak merdeka belajar semakin sering terdengar dikalangan masyarakat kita ini.
Pada awalnya kebijakan merdeka belajar ini banyak menarik perhatian masyarakat dikarenakan program-programnya yang inovatif, banyak juga yang pro dan kontra dengan kebijakan Nadiem Makarim tersebut. Bahkan tidak sedikit juga yang mengkritik kebijakan tersebut secara masif. Bahkan beberapa ada juga yang mencelanya.
Dari sekian banyak program yang bisa kita lihat di website resmi kampus merdeka yang dikelola oleh Kemendikbud ristek, ada satu program yang menurut saya sangat bagus dan relevan yang berhubungan dengan mahasiswa dan dunia industri. Nama program tersebut ialah praktisi mengajar.
Program praktisi mengajar ini bertujuan agar mahasiswa lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja. Selain itu dijelaskan juga bahwa program tersebut bertujuan untuk mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen juara agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam dan bermakna antar sivitas akademika di perguruan tinggi dan profesional di dunia kerja.
Terdapat tiga tujuan penting dalam program praktisi mengajar, diataranya adalah:
1. Menutup kesenjangan kompetensi lulusan baru dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam artian kompetensi yang dimiliki mahasswa baru harus selaras denan kemajuan teknologi dan industri yang asli dalam dunia kerja.
2. Mendorong kolaborasi perguruan tinggi dan industri dalam menyelenggarakan pembelajaran praktis dan aplikatif. Hal ini sangat diperlukan bagi setiap perguruan tinggi untuk saling bekerja sama dengan pihak industri. Karena dengan berkolaborasi membuat kedua pihak saling diuntungkan dan dapat mengembangkan produktivitas Bersama.
3. Meningkatkan relevansi skill lulusan perguruan tinggi Indonesia dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Relevansi atau hubungan skill lulusan perguruan tinggi harus sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Jadi suatu hal yang dipelajari dan yang dipraktikan oleh mahasiswa seharusnya sesuai dengan apa yang industri butuhkan. Secara tidak langsung hal tersebut juga dapat mengurangi tingkat pengagguran lulusan baru.
Dilansir dari situs kemenkopmk.go.id menteri Dikbud Ristek, Nadiem Makarim juga mengatakan bahwa semarak merdeka belajar merupakan konsep pengembangan pendidikan di mana seluruh pemangku kepentingan diharapkan menjadi agen perubahan (agent of change). Para pemangku kepentingan tersebut meliputi keluarga, guru, institusi pendidikan, dunia industri, dan masyarakat.