Mohon tunggu...
Rio Pratama
Rio Pratama Mohon Tunggu... Penulis - Siswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Gowa Tallo

18 November 2024   14:56 Diperbarui: 18 November 2024   15:03 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kesuksesan Kerajaan Gowa Tallo pada masa ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah tentunya tentu karena letak Kerajaan Gowa Tallo yang strategis. Selain itu, peran Jawa yang mundur kala itu juga mempengaruhi kesuksesan perdagangan dan pelayaran. Ditambah lagi, Malaka yang jatuh ke tangan Portugis, menguntungkan pelayaran dan perdagangan maritim.

Hebatnya lagi, pemerintahan Kerajaan Gowa Tallo mampu mengatur sekaligus melayani pedagang yang berasal dari beragam negeri. Saat itu, aktivitas perdagangan berjalan dengan tertib dan adil, karena itu tidak terjadi pertikaian dan masyarakatnya relatif makmur dan sejahtera.

Kehidupan Sosial Kerajaan Gowa Tallo

Agama Islam menjadi poros utama Kerajaan Gowa Tallo, karena itu kehidupan sehari-harinya menggunakan ajaran Islam. Tak hanya itu, ajaran Sufi juga berkembang di Gowa karena Syekh Yusuf al-Makasari yang saat itu berkunjung ke Gowa.

Selain itu, bangsa Bugis juga dikenal sebagai pelaut yang andal. Tentu saja tradisi budaya ini berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Gowa Tallo. Para raja Gowa menerapkan prinsip mare liberum, yang artinya laut bebas. Jadi para nelayan dan pelaut akan membangun jaringan pelayaran dan perdagangan ke pulau-pulau lainnya.

Meski sering terhubung dengan orang dari pulau lain, masyarakat Kerajaan Gowa Tallo tetap memegang kuat norma adat mereka. Bahkan, adatnya terbilang sangat ketat. Warisan budayanya ada yang masih diterapkan sampai sekarang. Contohnya adalah struktur sosial yang membedakan bangsawan (karaeng) dan rakyat kebanyakan (maradeka), dan hamba sahaya (ata).

Keruntuhan Kerajaan Gowa Tallo

Ketika VOC berhasil menduduki sebagian besar kerajaan kecil di Sulawesi, Sultan Hasanuddin berupaya melawan dengan bantuan dari semua kerajaan Indonesia Timur.

Peperangan pun terjadi. Kerajaan Gowa Tallo dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin melawan VOC yang terus menambah jumlah pasukan.

Alhasil, kerajaan Gowa Tallo terdesak dan pada tahun 1667 mengakui kekalahan yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Bongaya.

Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun