Mohon tunggu...
Rio Pale
Rio Pale Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Cinta Lahir di Taman Bunga (2017) dan Melukis Sang Nabi (2018)

Halo, assalamu'alaikum. Saya Rio Pale, seorang karyawan swasta lembaga filantropi di bidang copywriting dan content writing. Saya juga menulis karya fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki yang Mematung di Tengah Hujan

16 Juni 2023   18:30 Diperbarui: 16 Juni 2023   18:31 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Ryan Millier (pexels)

Di tengah hujan, seorang lelaki diam di bawah payung. Orang-orang mengira dia sedang menunggu sesuatu atau apapun. Lelaki itu sendiri mengira dirinya patung. Hujan tak kunjung reda, dan payung tak pernah kering.

Sebuah mobil melintas, byur! Tubuh lelaki kuyup. Sesama pemakai payung memerhatikan, berharap lelaki itu merogoh sesuatu atau sekadar terpekur ke smartphone; tapi tidak. Ia sepenuhnya mengira dirinya patung.

Tak perlu menunggu reda, kadang hujan membawa bebauan sendiri. Petir menyulut senyawa nitrogen masuk ke dalam tanah. Kadang, harus menjadi api dulu sebelum semua itu terjadi. Dan hujan bukan sungai, tetesannya adalah butiran yang berbeda satu sama lain.

Semua itu terjadi tidak lebih dari 10 meter radius dari si lelaki. Seekor tikus di dalam got mengira lelaki ini sedikit gila (tikus tahu rasanya jadi gila). Tapi lelaki itu tahu ia sekadar patung. Seorang aktor yang tinggal di lantai dua dekat situ mengira si lelaki sedang melakukan kesenian jalanan; tapi bukan.

Hingga akhirnya hujan benar-benar reda. Matahari tidak peduli pukul berapa saat ini. Kaki lelaki itu pegal, basah kuyup dihajar air. Awan mulai berarak. Ke mana mata lelaki itu? Adakah titik tertentu ia melihat?

Tidak. Ia adalah patung. Hari ini ia menjadi patung akibat rasa sakit, kecewa, malu, birahi, dan sembrono yang telah ia keluarkan pada masa yang lampau. Hari ini ia patung, masa bodoh kakinya berteriak pegal.

"Ah, di sini ternyata. Angkut, angkut." seorang bercelana kodok keluar dari mobil box.

"Kenapa di sini?" lelaki itu tak menjawab laki-laki kedua.

"Eksperimen kami ga murah, Kang! Jangan di sini, nanti ditabrak orang."

"Emang bakal ditabrak orang? Kan dia di trotoar?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun