Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Bullfrog

21 Desember 2024   03:20 Diperbarui: 15 Desember 2024   20:11 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pendahuluan:Puisi ini saya buat tentang kodok banteng (bullfrog), hewan kecil yang memiliki suara khas dan sering ditemukan di dekat perairan. Meskipun kodok banteng bukan hewan besar, ia memiliki suara yang lantang dan berani. Lewat puisi ini, saya ingin mengingatkan kita bahwa keberanian dan keunikan tidak selalu terlihat dari ukuran, tapi dari apa yang kita miliki dan bagaimana kita menggunakannya.

Puisi:

Kodok banteng di tepi rawa,
Suara nyaring mengisi udara,
Walau tubuhnya kecil, tapi berani,
Menjadi raja di hutan dan air.

Di malam hari, ia bernyanyi keras,
Menyuarakan keberanian yang besar,
Tak takut gelap atau ancaman,
Kodok banteng tetap berjuang.

Walau kadang dunia terasa sunyi,
Kodok banteng tetap tak henti,
Dengan suaranya yang lantang dan jelas,
Ia tunjukkan bahwa ia ada di sana.

Seperti kodok banteng yang tak takut,
Kita pun harus berani bersuara,
Tunjukkan siapa kita, jangan ragu,
Keberanian itu penting untuk hidup yang nyata.

Rangkuman Puisi:Puisi ini menggambarkan tentang keberanian kodok banteng, meskipun tubuhnya kecil, ia memiliki suara yang lantang dan tak gentar dalam menyuarakan eksistensinya. Penulis ingin mengajak pembaca untuk tidak merasa takut atau rendah diri, tetapi untuk berani menunjukkan siapa diri kita, meskipun mungkin kita terlihat kecil atau tidak mencolok.

Pesan Penulis:Pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa kita semua memiliki potensi untuk menjadi berani dan bersuara, seperti kodok banteng. Meskipun kita kecil atau tidak terlihat besar, keberanian dan suara kita bisa memberikan dampak besar. Jangan takut untuk tampil dan menunjukkan siapa diri kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun