Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Binturong

19 Desember 2024   09:45 Diperbarui: 14 Desember 2024   21:01 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pendahuluan
Puisi ini saya buat untuk menggambarkan binturong, hewan yang unik dengan penampilan khas dan sifat yang jarang diketahui. Binturong, dengan tubuhnya yang besar dan cakar yang kuat, mengajarkan kita untuk tetap menjadi diri sendiri, meskipun kita berbeda dengan makhluk lain di sekitar kita. Melalui puisi ini, saya ingin mengajak pembaca untuk lebih mengenal hewan-hewan yang jarang terlihat dan menghargai keragaman yang ada di alam.

Puisi: Binturong yang Misterius

Binturong berjalan perlahan di hutan,
Dengan ekor panjang, ia melintas,
Mata tajam, penuh rahasia,
Ia hidup dengan cara yang berbeda.

Tubuhnya besar, berbulu tebal,
Namun langkahnya sangat hati-hati,
Di tengah hutan yang lebat dan sunyi,
Binturong tetap tenang, tak terganggu.

Ia mengajarkan kita untuk sabar,
Hidup dengan cara yang sederhana,
Tak perlu jadi seperti yang lain,
Karena keunikan adalah kekuatan.

Seperti binturong, jadilah diri sendiri,
Menerima kekurangan dan kelebihan,
Hidup ini indah dengan keragaman,
Setiap makhluk punya cerita yang berharga.

Rangkuman Puisi
Puisi ini menggambarkan binturong sebagai hewan yang misterius dan penuh keunikan. Meskipun berbeda dengan hewan lain, binturong tetap hidup dengan cara yang tenang dan sabar. Puisi ini mengajak kita untuk menerima diri kita apa adanya dan menghargai setiap makhluk hidup yang memiliki keistimewaannya sendiri.

Pesan Penulis
Pesan dari puisi ini adalah untuk mengingatkan kita agar tidak merasa perlu menjadi seperti orang lain. Seperti binturong, kita semua memiliki keunikan yang membuat kita istimewa. Mari hidup dengan percaya diri dan menghargai perbedaan yang ada di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun