Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Baiji

19 Desember 2024   07:35 Diperbarui: 14 Desember 2024   20:35 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pendahuluan
Puisi ini saya buat untuk menggambarkan hewan langka, yaitu baiji, ikan lumba-lumba air tawar yang kini hampir punah. Baiji adalah simbol dari keindahan alam yang rapuh dan pentingnya menjaga keberagaman makhluk hidup. Melalui puisi ini, saya ingin mengajak pembaca untuk lebih peduli terhadap pelestarian alam dan hewan-hewan yang terancam punah.

Puisi: Baiji yang Hilang

Baiji berenang di sungai yang tenang,
Dengan tubuh ramping, lincah sekali,
Namun kini suara alirannya mulai hilang,
Karena manusia lupa menjaga mereka.

Di air yang jernih, ia meluncur,
Mengikuti arus yang semakin sempit,
Lambaian siripnya hampir tak terlihat,
Tersisa kenangan yang makin pudar.

Baiji bukan hanya legenda,
Ia adalah bagian dari bumi kita,
Namun kini, ia hampir tak terdengar,
Mengajarkan kita untuk peduli lebih.

Mari jaga sungai dan laut yang luas,
Agar baiji dan teman-temannya kembali,
Karena bumi butuh cinta kita,
Untuk hewan yang hampir hilang dari ingatan.

Rangkuman Puisi
Puisi ini menceritakan tentang baiji, ikan lumba-lumba air tawar yang semakin langka. Dalam puisi ini, baiji digambarkan sebagai makhluk yang pernah ada dan kini hampir punah karena kelalaian manusia. Puisi ini mengajak kita untuk lebih peduli terhadap pelestarian alam dan keberagaman spesies yang terancam punah.

Pesan Penulis
Pesan dari puisi ini adalah pentingnya untuk menjaga kelestarian alam dan hewan-hewan langka seperti baiji. Kita harus lebih peduli terhadap lingkungan, agar makhluk hidup yang semakin terancam punah bisa kembali menikmati kehidupannya. Kita semua punya peran untuk melestarikan bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun