Sebuah video yang di unggah di channel youtube Pray Ropag memperlihatkan situasi kelas online. Sebuah hal tak terduga terjadi ketika sang dosen menyapa mahasiswa dengan mengucapkan selamat pagi, namun salah seorang mahasiswa menjawab dengan berkata kotor, "selamat pagi nd*smu", ujar mahasiswa tersebut.
Sontak Sang Dosen meminta klarifikasi kepada mahasiswa tersebut, namun pada akhirnya dosen mengambil sikap untuk mengeluarkan mahasiswa dari ruang kelas online.
Kejadian ini hanya satu dari permasalahan etika yang ditampilkan mahasiswa ke publik. Pada akhirnya muncul pertanyaan besar tentang kondisi wajah peserta didik Indonesia kini.
Terus terang saja sebagai seorang dosen cukup tergores dengan tindakan dan etika-etika mahasiswa yang tidak mencerminkan seorang akademisi.
Etika secara umum diartikan sebagai konsep kebenaran serta norma yang menjadi dasar pedoman individu maupun kelompok dalam berperilaku dalam kehidupan sehari-harinya.Â
Tak jarang juga pula ketika kelas tatap muka, kejadian-kejadian yang diluar dugaan sering ditampilkan mahasiswa diantaranya terlambat hadir di kelas bahkan hingga tiga puluh menit, masuk ke ruang kelas begitu saja tanpa seizin, bermain gadget selama kelas, menggunakan pakaian yang tidak semestinya hingga menggunakan sandal ketika kelas dimulai.
KebijakanÂ
Padahal, masing-masing perguruan tinggi telah membuat aturan terkait tata cara berpakaian dan sopan santun mahasiswa, apakah hanya dianggap sebuah pajangan tanpa benar benar memaknai dan mengimplementasikannya?.
Jika terus-terusan di abaikan, kondisi ini tentu saja akan menjadi budaya yang bisa saja dianggap wajar tindakan negatif yang ditampilkan peserta didik. Perlu keseriusan untuk kembali membentuk karakter peserta didik yang mengutamakan sopan santun dalam menuntut ilmu.
Bangsa Indonesia menaruh harapan besar terhadap pemuda-pemuda yang saat ini sedang menempuh pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk membuat peserta didik siap memasuki dunia kerja diantaranya dengan membuat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini tentu saja membuat banyak manfaat bagi kalangan peserta didik, namun juga perlu ditekankan untuk membina karakter peserta didik dalam melakukan program yang dijalani.
Sebutan "Agent of Change" bagi peserta didik harus terus dipegang teguh bagi generasi muda sehingga menyadari pentingnya etika dalam mewujudkan perubahan tersebut. Harapan itu masih ada pada punggung generasi muda, teruslah berbenah untuk dapat mewujudkan cita-cita mulia bangsa Indonesia.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H