Mohon tunggu...
Rion Nofrianda
Rion Nofrianda Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Berbagilah Kisah Kita Tak Sama

Tertarik pada bidang psikologi, pengembangan diri, wisata dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Inspiratif: Rezeki Takkan Pernah Tertukar

15 Maret 2023   12:10 Diperbarui: 15 Maret 2023   12:10 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jagung Bakar (Pexels/ Engin Akyurt)

"Saya jualan disini untuk pertama dan terakhir kalinya." sahut mas Arif.Mas Arif sebentar lagi akan menjadi Ayah, Istrinya hamil dan dalam kurun waktu lebih kurang 2 bulan lagi melahirkan. Istrinya bekerja sebagai perawat disalah satu Rumah Sakit ternama di Jogja sedangkan Mas Arif bekerja di Sekolah daerah magelang. Beliau nglaju"bolak-balik" dari Jogja-Magelang, berangkatnya selalu pagi sebelum matahari menampakkan wajahnya.

"Sudah siap jadi Ayah mas?"

"udah dong, papa rock and roll" sahutnya.
"saya pengen jualan mas, ngisi waktu luang pulang Sekolah, dari siang sampe malam kan kosong tuh".


Beberapa minggu setelah ia mengutarakan niatnya itu, beliau sudah mempersiapkan perlengkapannya, mulai dari payung, keranjang, alat pembakaran, tikar dan bahan-bahan untuk jagung. Mas Arif ingin menjual jagung bakar, sepulang dari sekolah, arah Magelang ke Jogja, ia menyempatkan diri untuk membeli semua perlengkapan itu.
Setelah muter-muter mencari lokasi jualan, akhirnya dapat di pinggiran jalan daerah Condong Catur, tak jauh dari kosan kami, mas arif dan saya satu kosan, beda kamar, soalnya dia sama istrinya.

"mas, nanti saya mulai jualan, mas dateng ya" undangnya.

"baik mas, insyaallah, nanti kalau lapak saya udah tutup,tak sempatin ya mas" saya pun berusaha menyanggupi.

Setelah menutup lapak, saya ajak mas adam ke tempat mas arif, mas adam juga tetangga kos kami.
Sampai lah kami dilapak mas arif, payung terikat di motornya, alat pembakar jagung persis berada di utara motor dan sehelai tikar plastik terbentang di bibir jalan lapaknya. Mas Arif sudah bersama istrinya yang baru balik dinas. "ayo mas, bakar aja jagungnya." sahut mas Arif.
Saya dan mas Adam membakar beberapa jagung, kemudian kamu duduk bersama di atas tikar.
Kami saling bercerita dan ketika ada pembeli mas Arif melayaninya. Selama saya disitu ada 3 orang yang membeli jagung masing-masing 2 buah.
Setelah melayani, kami pun kembali bercerita, hingga suatu waktu mas arif berbicara.
"mas, terimakasih atas dukungannya, sampai saya juga bersemangat buat jualan. Saya jualan disini untuk pertama dan terakhir kalinya" sahutnya.

"maksudnya mas? Kenapa mas"?

Ia pun memberi penjelasan.

"jadi gini mas, tadi ada ibu-ibu datang kesini, dia bilang kalau di selatan saya biasanya ada jual jagung rebus, persis depan ruko kosong itu (ia menunjuk ke arah ruko kosong di samping lapaknya) dan kebetulan malam ini nggak jualan, jadi maksudnya ya jangan jualan disini, soalnya udah ada jual jagung juga" tuturnya.

Sontak saya kaget, "loh bukannya beda produk mas, dia kan rebus, masnya dibakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun