Mohon tunggu...
Ario S
Ario S Mohon Tunggu... Guru - Terus Belajar

Masih terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Idul Fitri

17 Juni 2018   16:21 Diperbarui: 17 Juni 2018   16:24 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agama islam adalah salah satu agama yang diakui di Indonesi. Islam juga adalah mayositas pemeluk agama di Indonesia. Idul fitri adalah salah satu hari besar umat Islam, dimana pada hari raya ini semua berkumpul menjadi satu semua berkolabaorasi menciptakan iklim nan bahagia.

Kata Idul fitri salah satu hal yang terlintas didalam benak saya adalah mudik. Sanak saudara yang merantau kekota kembali kekampung untuk berjumpa dengan dengan keluarga, bertemu bapak, ibu , emak, simbok atau mungkin masih banyak sebutan untuk orang tua yang lainnnya.

Fenome mudik ini tentunya memliki berbagai cerita tersendiri. Saya sebagai anak kampung mencoba mengamati apa yang saya lihat. Beberapa hal berhasil saya tangkap dari Idul fitri ini. pemudik biasanya menggunakan mobil sebagai alat traportrasinya namun ada juga yang memakai trasportasi umum bahkan memakai roda dua. 

Mereka yang memakai mobil tidak akan pernah mengeluh soal kondisi mobil mereka yang harus ganti oli dan service berkali-kali untuk dipergukana mudik. Rasa bahagia telah menghilangkan semua yang terjadi pada mobil mereka, entah mobil yang lecet karena dijalan tersenggol oleh para pemudik yang lainnya. 

Bagi yang mudik nan jauh diperkampunan yang masih bisa dibilang masuk hutan tentunya gesekan dengan pepohonan bahkan batu terjal yang melukai kulit mobil tak lagi dihiraukan.

Ampau merupaka salah satu wujud syukur sanak saudara yang telah sukses diperantauan. Amlop-amplop berisi uang baru yang masih halus yang baru saja dipotongi oleh BI menjadi menu wajib bagi anak-anak saudara dan tetangga. 

Bagi anak-anak adalah kebahagian tersendiri ketika menerima ampau, hasilnya ada yang mereka simpan dan ditabung. Membelanjakannya juga menjadi pilihan yang biasa dilakukan anak-anak. Banyak sedikit yang anak-anak peroleh bukan menjadi tujuan utama mereka, namun semakin banyak berkunjung semakin banyak pula amplop yang diperoleh.

Warung-warung bakso dan mie ayam adalah tempat favorit untuk dikunjungi tak heran jika mereka akan membuat stok persedian yang lebih ketika hari raya. Kebiasan yang dilakukan pemudik adalah pagi makan oper ayam dan aneka cemilan dirumah, namun belum lengkap rasanya kalau belum menyantap mei ayam dan bakso langgana keluaraga ketika mudik kerumah.

Selama beberapa hari sejak idul fitri tentunya destinasi wisata lokal akan dibanjiri oleh sanak keluarga pemudik. Hal ini tentunya menjadi pintu rezeki bagi masyarakat lokal. Kendaraan plat luar kota akan memadati obyek wisata lokal. Mahal ataupun tidak bukan menjadi masalah bagi mereka, karena memang yang namanya hari raya sudah menjadi tradisi seperti itu.

Uang-uang dibawa dari kota menuju daerah masing masing tentunya akan memutar roda perekonomian lokal. Hal ini namun tidak bersifat berkelanjutan namun yag terpenting adalah kebahagiaan lebaran bisa dirasakan oleh semua masyarakat.

Satu hal yang juga tak luput dari perhatian adalah akan terurai kepadata di kota besar dengan menyebarnya semua kendaraaan ke daerah masing masing. Meski begitu tentunya dedaunan hijau di pedesaan masih sangat sanggup untuk menyerap karbon dari mobil-mobil ibukota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun