Mohon tunggu...
Rio Ardi
Rio Ardi Mohon Tunggu... Lainnya - Berisi tentang opini-opini umum terutama kehutanan dan tumbuhan

Sejak 2009 aktiv dalam kegiatan konservasi orangutan dan pemerhati jenis-jenis tumbuhan yang ada di Indonesia. Mahasiswa Magister Kehutanan Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pandemi dan Momentum Kebangkitan Herbal Indonesia

30 April 2020   11:19 Diperbarui: 30 April 2020   11:24 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah lebih satu bulan sejak pemerintah Indonesia menyatakan Indonesia darurat corona. Dampaknya langsung terasa. Berbagai perlengkapan medis seperti masker kesehatan, hand sanitizer langka di pasaran. Masker Kesehatan jika ditemukanpun harganya melonjak menjadi per satu masker Rp 10.000,. dari harga awal sekitar Rp 2000,. Dan satu box masker isi 50 bisa mencapai Rp 500.000,. Hand sanitizer juga demikian mendadak hilang di pasaran. Tidak hanya perlengkapan medis, kondisi serupa juga berdampak langkanya beberapa obat konvensional di apotek dan dipusat perbelanjaan. Satu minggu pasca corona masuk ke Indonesia beberapa obat seperti obat malaria seperti Resochyn dan suplemen Kesehatan seperti  vitamin C langka dipasaran. Penulis mencoba menelusuri di berbagai apotek dan toko swalayan di Kota Medan obat dan suplemen tersebut tidak ditemukan dan jikapun ada harganya sangat mahal.

Tidak hanya obat konvensional dan perlengkapan Kesehatan, bahan-bahan untuk ramuan herbal tradisonal harganya melambung tinggi pada saat pandemi ini. Salah satu contohnya adalah jahe merah dimana harga sebelum pandemi adalah Rp 20.000 hingga Rp 40.000 per kg, tetapi dimasa pandemi  harganya mencapai Rp 100.000,. per Kg. tidak hanya jahe merah, bahan-bahan herbal tradisional lainnya seperti kunyit, lengkuas, bawang putih juga mengalami kenaikan walaupun kenaikannya tidak seperti jahe merah. Kondisi ini tentu merugikan berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya masyarakat yang selama ini mengkonsumsi obat herbal tetapi juga masyarakat yang ingin beralih dari obat modern ke ramuan herbal tradisional.

Dikutip dari LIPI, Indonesia memiliki sekitar 7.500 tanaman yang dapat digunakan untuk tanaman herbal. Jumlah itu baru yang di data oleh LIPI, Masih banyak lagi tanaman herbal yang tersedia di hutan Indonesia yang belum terpublikasi. Jika dihubungkan dengan pandemi, pandemi ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperkenalkan ramuan herbal tradisional dan manfaatnya yang ada di Indonesia ditengah kelangkaan dan efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh obat konvensional. Walaupun belum teruji sebagai obat untuk mengatasi virus corona, berbagai tanaman herbal tradisional kaya khasiat dan memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit (imunitas), ini sangat diperlukan oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan kebugaran dalam menghadapi virus corona ini.  Ditengah usaha pemerintah dalam memerangi pandemi ini sangat elok rasanya pemerintah juga menjaga rantai pasok tanaman herbal tradisional supaya harganya tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Jika ini bisa dilakukan oleh pemerintah bukan tidak mungkin jika pandemi ini berakhir masyarakat Indonesia banyak yang lebih memilih ramuan herbal tradisional Indonesia. Semoga pandemi cepat berlalu, tetap jaga kesehatan dan dirumah saja.

Rio Ardi

Mahasiswa Magister Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun