Mohon tunggu...
Rio Alif Ramzy
Rio Alif Ramzy Mohon Tunggu... Lainnya - A cinephile as picky as coffee connoisseur.

A head full of imagination.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Stranger Things 2", Ekspansi Sebuah Fenomena yang Memuaskan

9 November 2017   09:19 Diperbarui: 9 November 2017   10:19 3134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Digital Spy

Catatan: Ulasan ini mengandung beberapa spoiler.

Ketika seri "Stranger Things" pertama dirilis pada tahun lalu, seluruh dunia berbondong-bondong menikmati dan menghabiskan seluruh episodenya dengan respon yang luar biasa. Racikan Duffer bersaudara ini berhasil menyeimbangkan unsur drama, petualangan, horor, dan sains fiksi dan mengikatnya dengan latar yang nostalgik dan karakter-karakter yang mudah disukai. 

"Stranger Things" menjelma menjadi sebuah fenomena, dan tidak ada yang meragukan bahwa seri tersebut merupakan seri terbaik sepanjang tahun 2016. Dengan akhir cerita yang menggantung dengan banyak unsur cerita yang belum ditutup, antisipasi seluruh dunia terhadap "Stranger Things 2" sangat besar, dan akhirnya season kedua seri ini dirilis Netflix pada Oktober lalu.

Menyambung dari cerita pada season sebelumnya, plot utama "Stranger Things 2" tetap berada pada Will Byers (Noah Schnapp), yang terlihat masih terpengaruh oleh efek Upside-Down pada episode terakhir season pertama. Kali ini, Will terasa terjebak di antara dua dimensi, dimana ia dapat masuk ke dalam Upside-Down tanpa preseden. Sementara itu, Jim Hopper (David Harbour) menginvestigasi kasus busuknya buah-buah labu pada berbagai lahan di Hawkins, dan ia menemukan bahwa Upside-Down telah menjalar ke seluruh penjuru Hawkins.

"Stranger Things 2" sangat ditunjang oleh karakter-karakter yang mumpuni. Sekali lagi Joyce Byers (Winona Ryder) mampu menunjukkan dirinya sebagai seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya dan berani terjun dalam bahaya demi keselamatan Will, namun karakter ini undur dari sorotan utama agar perkembangan karakter-karakter lain ter-highlight. 

Kisah cinta segitiga antara Jonathan Byers (Charlie Heaton), Nancy Wheeler (Natalie Dyer), dan Steve Harrington (Joe Keery) semakin menarik, karena perkembangan karakter Steve yang sekarang jauh lebih dewasa dan bertanggung jawab. Di season ini, Steve juga banyak mengalami kejadian lucunya tersendiri, terutama saat ia disandingkan dengan Dustin Henderson (Gaten Matarazzo), yang sekarang seperti dewasa di-imbu, serta teman-teman Will yang lain; penonton tidak dapat memungkiri bahwa di hadapan anak-anak ini, Steve seperti karakter bapak yang terkadang kewalahan menghadapi keempat anaknya sendiri. 

Lucas Sinclair (Caleb McLaughlin) mendapatkan perkembangan karakter ketika ia terlibat dengan cinta segitiga dengan Dustin dan anak baru Maxine "Max" Mayfield (Sadie Sink). Sementara itu, Hopper dan Eleven (Millie Bobbie Brown) adalah dua karakter yang paling konstan diulas latar belakang karakternya, mulai dari season pertama sampai kedua. Di season kedua ini, Hopper dan Eleven memiliki hubungan layaknya bapak dan anak yang unik, karena latar belakang mereka berdua yang juga unik. 

Tidak ada yang dapat menahan diri untuk "meleleh" hatinya setiap kali melihat Hopper berusaha untuk melunturkan hati Eleven yang sedang ngambek sambil memakan permen hasil trick-or-treat. Jangan juga lupakan Bob Newby (Sean Astin), pacar baru Joyce yang sangat baik hati dan peduli terhadap keluarga Joyce.

Secara jalan cerita, "Stranger Things 2" mengekspansi plot "anak kecil hilang di dimensi lain" dengan semakin mendekatkan Upside-Down dengan dimensi nyata dari Hawkins. Ditambah lagi dengan Will yang kakinya sekarang terjejak di antara kedua dimensi tersebut, masalah semakin pelik dan bahaya yang ditimbulkan semakin nyata. 

Masalah bukan lagi terfokus pada Demogorgon, tetapi serombongan monster-monster lain (plus Will) yang berusaha menguasai dimensi nyata. Seperti season pertama, "Stranger Things 2" mampu membawa penonton dalam perjalanan penuh emosi yang naik turun dan silih berganti, membuat penonton tambah greget untuk melanjutkan dari satu episode ke episode berikutnya. Dengan kombinasi karakter yang menarik dan kemampuan Duffer bersaudara untuk mengendalikan nilai dramatik secara efektif, sangat sulit untuk tidak bersimpati dan menyukai banyak karakter dalam seri ini. 

"Stranger Things 2" bukannya tanpa kelemahan. Ini sangat terlihat dari Episode 7, yang sebetulnya dapat dikatakan sebagai breather episode dan berfungsi untuk membawa penonton dalam konflik batin Eleven dengan menghadirkan sosok Kali (Linnea Berthelsen). Masalahnya, episode ini diapit episode-episode yang tingkat dramatiknya sangat tinggi, dan Episode 7 dibuat dengan urgensi masalah yang jauh lebih rendah, sehingga penonton merasa seperti mengendarai mobil berkecepatan tinggi yang tiba-tiba rem. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun