Mohon tunggu...
Rio Achmad Afandi
Rio Achmad Afandi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Saya orang yang mudah bersosialisasi dan mampu memanagemnt waktu dengan baik, dapat bekerja baik dengan tim. saya juga gemar dalam dunia forografi/videografi.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kisah Pedagang Parabot Keliling; Berjuang di Balik Senyum Kepahitan

16 Januari 2024   20:05 Diperbarui: 17 Januari 2024   08:19 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Rio Achmad Afandi, 15/Januari/2024

Bandung- Suasana haru menyelimuti kehidupan Pak Ndi, seorang pedagang parbotan keliling yang telah lama berjuang untuk mencari nafkah di kota Bandung. Hari ini, kita mendengarkan kisah sedihnya yang diwarnai oleh keringat, jerih payah, dan kegigihan beliau dalam mencari rezeki.

Pak Ndi (65), yang sudah puluhan tahun berdagang parabotan keliling di berbagai sudut kota Bandung telah berbagi cerita kepada penulis, sebelumnya beliau juga pernah bekerja menjadi tukang bangunan, dalam wawancara beliau menceritakan kisahnya. 

"Saya asli orang bandung dan punya istri orang ciamis, tapi istri saya sudah meninggal seminggu yang lalu namanya inisial E, saya punya 1 Anak dan 3 cucu, saya ngerasa anak dan cucu saya juga menjadi beban tanggungan saya sekarang karena saya harus mengurus cucu." ungkapnya sambil menahan air mata.

Pak Ndi ini tinggal di daerah sudut kota Bandung, Dago Rt 06 Rw 04 Kp.Padi. Dari rumahnya beliau setiap hari di pagi hari dari jam 06:00 sampai sore selalu berkeliling mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan beliau dan cucu nya, "Saya pantang pulang kalau belum cukup untuk membeli beras, kalau pulang ngga bawa beras saya kasihan sama anak cucu saya ngga bisa makan" ujarnya sambil menahan kesedihan.

warga sekitar juga menyebutkan bahwa Pak Ndi merupakan sosok yang pekerja keras, orang yang tidak mudah menyerah, namun cukup memprihatinkan karena pendapatan beliau sehari"nya masih harus di bagi lagi untuk ke tiga cucunya. setelah ditinggal oleh istrinya yang sudah meninggal, beliau merasa bahwa kehidupannya semakin merasa berat karena sudah tidak ada lagi yang membantunya untuk berjualan.

Penghasilan yang di dapatkan oleh pak Ndi ini tidak menentu, bahkan dalam sehari berjalan keliling menjual parabotan tersebut tidak ada yang terjual, "Saya sehari kadang ngga laku, kadang dalam sehari paling banyak juga saya mendapatkan 50Rb-100Rb dan itu di bagi untuk membeli beras dan untuk cucu saya" Ujarnya.

Dikarenakan sudah lansia, beliau sudah tidak kuat untuk berjualan jauh dari rumahnya, beliau kerap menetap di sebrang jalan toko Borma Dago, dan memajangkan dagangannya di pinggir jalan, Pak Ndi tidak memakai kendaraan dalam menjual barang parabotannya, tetapi beliau berjalan kaki dan memikulnya.

Namun dengan usia yang sudah bertambah menua, Pak Ndi ini tidak gampang putus asa dalam mencari nafkah, bahkan beliau selalu berusaha supaya pulang ke rumah dengan membawa beras, Dan Pak Ndi juga harus menambah uang jajan cucunya yang bersekolah. Beliau juga bercerita bahwa Anak satu-satunya menikah dengan seorang lelaki yang di karuniai 3 orang anak, namun suaminya tersebut tidak bertanggung jawab kepada anak Pak Ndi, sementara ke-tiga anaknya tersebut sekarang tinggal bersama Pak Ndi, sehingga beliau merasa keberatan dan menjadi beban tersendiri untuk beliau.

Walaupun hidupnya dipenuhi dengan kesedihan, Pak Ndi tetap bersyukur atas apa yang sudah diberikan oleh Tuhan. "Saya selalu bersyukur A walaupun kadang sehari tidak laku dagangan saya, tetapi saya percaya kalau rezeki sudah di atur dengan yang maha kuasa, makannya saya sampai sekarang masih kuat untuk berjualan," ucapnya sambil tersenyum pahit.

Kisah Pak Ndi mengingatkan kita semua akan realita pahit di balik layar kehidupan sesorang. Kita tidak bisa menilai bahwa setiap kehidupan seseorang itu memiliki kehidupan yang enak, namun pada nyatanya tidak semuanya mendaptkan hal yang beruntung, Semoga kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih peduli dan membantu mereka yang berjuang keras mencari nafkah demi kehidupan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun