Mohon tunggu...
Rio Achmad Afandi
Rio Achmad Afandi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Saya orang yang mudah bersosialisasi dan mampu memanagemnt waktu dengan baik, dapat bekerja baik dengan tim. saya juga gemar dalam dunia forografi/videografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kehidupan yang Tidak Terduga: Sepasang Pengemis Lansia Berbagi Kisah Pahit di Jalanan

2 Januari 2024   20:31 Diperbarui: 2 Januari 2024   20:35 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Rio Achmad Afandi, pada 30/12/2023.

Bandung - Dibalik gedung tinggi yang menjulang di kawasan Kota Bandung, masih tersimpan kisah derita hidup sepasang lansia yang mencari sepeser uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Kehidupan yang enak merupakan keinginan semua manusia, memiliki kehidupan yang aman juga merupakan cita-cita bagi semua orang, namun apa boleh buat ketika kehidupan tidak sesuai dengan apa yang di harapkan.

Orang yang mencari nafkah dengan berjalan mencari dan Meminta sedekah serta memanfaatkan barang bekas itu pun beristirahat diantara teduhnya pohon-pohon. Di antara dedaunan dan bayang-bayang pohon, mereka mungkin merasakan sentuhan kehidupan yang lebih sederhana, sambil memikirkan hal-hal berikutnya dalam perjalanan mereka menuju kehidupan yang lebih baik.

Mereka meluruskan kakinya dan duduk di bawah pohon yang rimbun lalu mengobrol sebelum mereka melanjutkan pekerjaannya. Hal ini pun terpaksa mereka lakukan karena sudah tidak ada pilihan lagi untuk mncukupi kebutuhan hidup sehari-harinya. Karena fisik yang sudah tidak kuat untuk menopang badan dan berjalan pun ditutun oleh sang istri.

"Nama saya dengan inisial A dan N, Ya seperti ini keseharian kita untuk mencari nafkah, Cuma dengan cara seperti ini yang hanya bisa kita lakukan, berjalan menyusuri daerah ini" Ujarnya, Sabtu 30/12/2023.

Menjadi seorang pengemis bukanlah suatu keinginan mereka berdua untuk menjalani kehidupannya, namun mereka tidak pernah menyangka bahwa kehidupan yang mereka jalani akan seperti ini. banyak yang mengira bahwa pengemis selalu menipu namun mereka benar-benar menjalani profesi tersebut lantaran tidak tahu lagi harus melakukan pekerjaan apa dikarenakan kondisi fisik yang sudah lansia.

"Saya juga sebenarnya malu A melakukan ini, tapi kondisi fisik saya semakin lemah, jalan kaki-pun saya harus menggunakan tongkat dan pegangan pundak istri saya, penglihatan juga sudah mulai kabur, jadi saya terpaksa melakukan ini" Ujarnya, Pukul 15:50 WIB.

Di wilayah Dago dan sekitarnya mereka selalu berjalan untuk mencari nafkah demi keberlangsungan hidupnya. Rasa takut dan kesedihan selalu beriringan dengan mereka, namun di usia yang semakin lansia tidak menjadikan mereka patah semangat untuk mencari kebutuhan hidupnya.

Tidur di tempat yang nyaman dan aman adalah suatu keinginan yang mereka impikan, karena mereka selalu cemas jika sewaktu-waktu ada satpol-PP yang meringkusnya.

Namun, mereka tidak pernah menyerah tentang kehidupan yang pahit yang mereka alami, mereka selalu mencari cara bagaimana keseharian mereka terpenuhi, malu sudah menjadi hal yang biasa mereka rasakan, mereka selalu berjalan menyusuri kota demi mendapatkan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun