Mohon tunggu...
Mario Sigit Anggara
Mario Sigit Anggara Mohon Tunggu... -

cita-cita = Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Wartawan Media Lokal yang Cuma Nyari Duit Haram

10 November 2010   11:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wartawan merupakan ujung tombak dari media yang pada zaman sekarang ini tentu saja menjadi pemimpin dunia ini. Apapun yang media katakan tak ubah layaknya ucapan yang keluar dari mulut pemimpin setiap negeri. Tapi ternyata masih banyak kita temukan di Indonesia ini wartawan yang kerjanya hanya mencari uang panas saja.

Tak bisa di pungkiri kalau sudah menjadi rahasia umum, kalau banyak dari wartawan media local yang kerjanya mencari duit haram saja. Mereka dating ke sekolah atau instansi-instansi yang bermasalah, dengan mengharapkan diberi uang dan berita yang buruk tentang sekolah-seklah atau instansi-instansi tersebut tidak disebarkan.

Contoh paling nyata adalah wartawan yang selalu dating ke sekolah setiap bulan, bahkan minggu. Di sekolah saya contohnya, mereka datang ke sekolah, beharap bertemu kepala sekolah, lalu menanyakan macam-macam perihal sekolah, kemudian "diamplopin" oleh kepsek saya. Bahkan kadang kala, apabila di sekolah tidak ada kepsek, dia memberi note yang isinya tentu saja minta uang.

Memang saya akui, kesalahan tentu saja ada pada kepala sekolah saya yang terbiasa memberi mereka "amplop". Dan mungkin juga administrasi yang tidak baik. Tetapi ketika saya tanyakan kepada guru lain di sekolah lain pun, itu sudah menjadi hal yang biasa.

Hmmm...entah bagaimana caranya dan kapan hal ini bisa dihilangkan dari dunia pendidikan kita. Ada satu sekolah yang sudah bisa menghindari hal ini. Sekolah Menengah Atas Negeri di daerah saya. Dengan administrasi yang sangat baik, mereka tidak takut untuk melayani para wartawan local yang dating. Walaupun sampai sempat mereka mendapat berita miring di media local. Tetapi, sampai saat ini, mereka mampu menyingkirkan tikus-tikus berita tersebut.

Buat para wartawan, anda bisa jadi sangat berjasa, tapi anda juga bisa jadi orang yang paling bertanggung jawab atas rusaknya moral di negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun