Mohon tunggu...
Rio _079
Rio _079 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Instagram, Follower dan Gengsi

10 Oktober 2015   10:41 Diperbarui: 10 Oktober 2015   11:22 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

 

            Pada masa perkembangan gadget sekarang ini, instagram tak asing lagi bagi para pengguna android atau iPhone. Aplikasi yang  dapat diunggah melalui Apple App Store dan Google Play ini merupakan sebuah aplikasi berbagi foto dan video pendek yang dapat dibagikan ke berbagai layanan jejaring sosial termasuk aplikasi instagram  itu sendiri. Perusahaan Burbn, Inc. mendirikan instagram pada tahun 2010. Kevin Systrom dan Mike Krieger merupakan pencetus aplikasi ini. Nama instagram berasal dari kata “insta” yang berasal dari kata “instan”  dan “gram” yang berasal dari kata “telegram”.  Instagram menampilkan foto-foto secara instan seperti halnya polaroid yang pada masanya yang sering disebut “kamera instan”.

Polaroid digunakan dalam tampilan instagram. Kemudian telegram merupakan pengirim informasi kepada orang lain dengan cepat. Maksudnya adalah sama untuk mengupload di instagram harus menggunakan internet, sehingga informasi yang disampaikan diterima dengan cepat. Pada tanggal 9 April 2012, Facebook resmi mengambil alih Instagram dengan nilai sekitar $1miliar. Instgram mempunyai beberapa fitur foto misalnya kamera, efek foto, judul foto, lebel foto, dll. Sistem sosial yang digunakan di instagram adalah mengikuti akun pengguna instagram lainnya.

 [caption caption="Penemu Instagram. Sumber Google"][/caption]

            [caption caption="Tampilan Instragram. Sumber Google"][/caption]

Komunikasi antara pengguna instagram dapat terjalin dengan memberikan tanda suka atau mengomentari foto. Pengikut (follower) merupakan unsur yang penting dalam instagram. Dengan mengikuti akun orang lainlah kita bisa mengetahui foto atau video yang diunggah oleh akun yang kita ikuti. Jumlah tanda suka dan pengikut (follower)  pada instagram ini mempengaruhi foto yang diunggah menjadi terkenal atau tidak. Jika sebuah foto menjadi terkenal biasanya akan secara langsung masuk ke dalam halaman popular yang ada pada instagram. Hal ini yang menimbulkan gengsi diantara para pengguna instagram.

Para pengguna instagram berlomba-lomba untuk menjadi popular demi memenuhi hasrat gengsinya. Dengan pengikut (follower) yang banyak, pengguna instagram akan pamer ke teman-teman mereka dan pengguna tersebut akan merasa bangga karena punya banyak pengikut. Sering kita dengar didalam percakapan sehari-hari dengan antar teman menanyakan berapa jumlah followers instagrammu.

Yang mempunyai pengikut (followers) dan banyak tanda suka tidak akan minder menyebutkan angka pengikutnya.  Banyak cara seseorang untuk mendapatkan pengikut (follower) di instgram, banyak dari pengguna instagram rela untuk membeli pengikut (follower) pada akun milik mereka supaya hanya terlihat mempunya banyak pengikut (follower).  Dalam teori hierarki kebutuhan  yang telah dibuat oleh Maslow, hal ini masuk dalam Kebutuhan Esteem. Disaat pengguna instagram mempunyai banyak pengikut (follower), mereka akan merasa mendapatkan penghargaan diri dari orang lain. Penghargaan dari orang lain inilah menimbulkan rasa percaya diri.

Maka tidak heran jika mereka yang mempunyai banyak pengikut (follower) tidak ragu-ragu untuk menyebutkan angka pengikutnya dengan bangga. Jika hanya mempunyai sedikit pengikut (follower) mereka merasa tidak popular dan minder. Dengan melakukan segala cara bagi para pengguna yang ingin dianggap popular, mereka hanya memenuhi gengsi popularitas mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun