Pagi ini seperti biasa saya naik Kopaja T502 dari Keramik Jaktim menuju Menteng Jakpus
Perjalanan sebenarnya biasa saja, sampai di perempatan Megaria. Kopaja yang kami naiki B7259NP, Kopaja T502 (entah bagaimana trayeknya sesuai buku trayek) yang kami tumpangi berbelok ke arah stasiun CIkini (biasanya lurus lewat Diponegoro).
Kopaja kami di stop oleh seorang anggota polisi yang sedang mengatur (atau berjaga?).
×Sebenarnya ada peluang untuk kabur mengingat Kopaja kami berada di lajur kanan, tapi sopir Kopaja kami memilih menepi. Bahkan ketika menepi sang polisi tidak menghampiri pun Kopaja kami tidak memilih kabur. sang sopir pun sampai menyuruh kernetnya untuk menghampiri polisi yang tetap berada di tempatnya (setau saya prosedur tilang adalah menghampiri pengemudi kemudian memberi salam dan hormat).
1 menit 2 menit si kernet masih berada di pos polisi tersebut. Merasa kesiangan, penumpang Kopaja (termasuk saya) meneriaki polisi tersebut “Sudah siang pak” Si Polisi tersebut (kemudian terbaca namanya; J Situmorang) bilang; “Bis ini melanggar trayek”, jelasnya “Ya sudah enaknya gimana biar cepat jalan lagi”, seorang bapak2 bertanya
Polisi J Situmorang masih diam
“Bapak mau nya apa? Mau tilang atau di-mel”, imbuh saya dibenarkan penumpang dan sopir
Polisi J Situmorang tetap diam dan malah menarik kernet Kopaja menjauh lagi (sesuai di foto).
Tidak lama kernet kembali
“Dia minta SIM nya”, ujar kernet