[caption id="attachment_343555" align="aligncenter" width="420" caption="Dok Pribadi"][/caption]
“Tantangan Hemat” dari Kompas otomotif untuk Kompasiner mendapat respon positif dari Kompasianer, Kompas Otomotif menyediakan kendaraan Datsun. Kehadiran mobil murah Datsun meramaikan segmen mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC). Lahir kembali Datsun di tanah air menandakan bangkit kembali merek Datsun yang pernah hadir di 1981 silam. Datsun membawa 2 model di Indonesia yaitu city car dan MPV. Untuk pasar Indonesia, Datsun menggunakan nama Indonesia yaitu Panca yang berarti lima.
[caption id="attachment_343556" align="aligncenter" width="252" caption="Dok Pribadi"]
Peserta Kompasianer kumpul di depan Bentara Budaya Jakarta (BBJ), untuk mendapat informasi dari panitia, rute mana saja yang akan disambangin. Panitia juga menggundi peserta untuk berbagi kelompok dan mobil. Saya di kelompok tiga yang beranggotakan Pak Muchtar, Pak Topik dan Bu Rokhmah. Saya mendapat giliran awal untuk mengendarai kendaraan dari palmerah menuju ke sentul.
[caption id="attachment_343558" align="aligncenter" width="420" caption="Dok Pribadi"]
Langkah awal saya salah yaitu tidak mempelajari lebih dahulu untuk posisi kemudi, yang dibenak saya nyalakan dan jalan. Kesalahan pun terjadi di depan pintu masuk Kompas, kendaraan saya tiba-tiba mati. Karena panic saya langsung bergegas menyalakan kembali kendaraan, untungnya para penumpang tenang. Sebelum menuju jalan besar, saya betulkan posisi kemudi baik kaca spion maupun posisi duduk.
[caption id="attachment_343563" align="aligncenter" width="420" caption="Dok Pribadi"]
Selama perjalanan, kendaraan saya mengeluarkan suara peringatan. Saya cek pintu yang belum nutup rapat, tetapi suara tersebut belum hilang, akhirnya suara berisik ketemu juga yaitu berasal dari rem tangan yang belum diturunkan secara penuh, wah bahaya juga nih saya bisa merusakin kendaraan.
Memasuki gerbang tol menuju sentul, Datsun Go+ Panca langsung saya geber gas untuk melihat performa mesin Datsun Go+ Panca. Saya baru ingat kalo saat ini, saya lagi ikut “tantangan hemat” langsung deh saya kurangin kecepatan. Selama di perjalanan kami mengobrol diselingin dengan alunan musik radio.
Jalanan tol yang biasanya ramai karena banyak warga yang berlibur ke puncak, tetapi di lapangan kami rombongan Datsun tidak mengalami hambatan sama sekali. Sesampai di Taman Budaya Sentul, kami diberi tantangan oleh panitia untuk memasang puzzle mascot Kompasiana, sayang disini panitia hanya mengambil juara satu saja dan kami hanya kalah 0,5 detik (sedikit ngasal aja).
Selesai permainan, panitia mengarahkan kami untuk makan siang. Bentar makan siang yang diberi nasi box melainkan diajak makan di sebuah hotel ternama yaitu Santika yang berlokasi di TMII. Memasuki pintu keluar TMII, kami dihadapkan sebuah kemacetan. Maklum daerah ini sangat terkenal wisatanya dan tidak heran banyak warga yang berlibur ke tempat wisata ini. Sedikit melihat posisi bensin Datsun, saya agak seperti tidak percaya tanda penunjuk bensin masih penuh belum satu pun bar turun.
Membawa Datsun dengan Eco Driving juga ikut menunjang hematnya BBM, sesampai di Hotel Santika kami disambut dengan baik oleh managemen Hotel Santika. Santika member menu makanan lokal yang telah disajikan oleh chef terbaik Hotel Santika, tidak perlu diragukan lagi menu yang disajikan oleh chef Hotel Santika mendapat jempol dari para Kompasianer atas penyajian dan kelezatannya. Rasa makanan asal kampung kita bisa terobati di Hotel Santika, setiap hari Rabu Hotel Santika juga selalu menyajikan makanan asal Indonesia.
[caption id="attachment_343559" align="aligncenter" width="420" caption="Dok Pribadi"]
[caption id="attachment_343561" align="aligncenter" width="298" caption="Dok Pribadi"]
[caption id="attachment_343560" align="aligncenter" width="294" caption="Dok Pribadi"]
Selesai makan siang, Bapak Ridwan asisten Food and Beverage memberi penjelasan tentang Hotel Santika dan menu masakan hari ini. Dari Santika kami kembali ke Palmerah dengan melalui jalan biasa bukan melalui jalan Tol, sebenarnya kalau lewat tol lebih enak daripada jalan biasa yang banyak lampu merah. Tetapi disini Datsun dengan mesin 1.2 liter dan transmisi manual 5 kecepetan benar diuji kemampuan ketahanan irit, Bukan Datsun namanya kalau tidak bisa irit, Datsun rupanya mampu menjangkau lebih dari 20 km per satu liter, benar irit bukan. Sayang sesampai di Palmerah Datsun Go+ Panca yang saya kendaraai berhasil di peringkat 2, kalah satu angka dari peringkat pertama yang berhasil mencatat 17,3 Kpl.
Jadi menunggu apa lagi? Datsun kendaraan yang pas buat kamu yang bekerja di perkotaan dengan hiruk pikuk kemacetan dan iritnya jangan ditanya lagi, benar irit parah.
[caption id="attachment_343557" align="aligncenter" width="420" caption="Dari Kiri ke Kanan: Bpk Muchtar, Ibu Rokhmah, Saya dan Bpk Topik (dok pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H