Mohon tunggu...
Rio Van Moor
Rio Van Moor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Laki-laki, 19 Tahun

Saya adalah mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta, Universitas Pamulang dari jurusan Akuntansi, Reg A

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian dan Filosofi Just In Time

24 Juli 2022   14:19 Diperbarui: 24 Juli 2022   14:25 2173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Just In Time adalah pendekatan berkelanjutan dan penyelesaian masalah secara paksa yang berfokus pada keluaran dan pengurangan penggunaan persediaan. Just In Time dikembangkan Toyota Motor Corporation Tahun 1973 oleh Taiichi Ohno, bahkan Taiichi Ohno dikenal sebagai bapak JIT. Konseep JIT hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta(what), sejumlah barang yang diminta(how much) dan pada saat dibituhkan(when) oleh konsumen.

Just In Time memiliki tujuan utama yaitu zero defect(tidak ada barang yang rusak), zero set-up time(tidak ada waktyu set-up), zero lot excess(tidak ada kelebihan lot), zero handling(tidak ada penanganan), zero queues(tidak ada antrian), zero breakdowns(tidak ada kerusakan mesin) dan zero lead time(tidak ada jangka waktu antara pemesanan pelanggan dan pengiriman produk).

Just in Time juga memiliki tujuan strategis, yakni:

  • Untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalu usaha pengendalian biaya, peningakatan kualitas serta perbaikan kinerja pengiriman.
  • Perhitungan serta kerja sama yang baik anatara penyalur, pemasok dan bagian produksi haruslah baik, keterlambatan akibat salah perhitungan atau kejadian lainnya dapat menghambat proses produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Adapun 4 aspek pokok JIT sebagai berikut:

  • Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus dieleminasi. Aktivitas yang tidak bernilai tambah menigkatkan biaya yang tidak perlu, misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
  • Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi, sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol, tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
  • Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
  • Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

Suatu kemitraan JIT timbul karena pemasok dan pembeli bekerja sama dengan komunikasi yang terbuka dan sasaran untuk mengurangi sampah(pemborosan) dan biaya. Hubungan dekat dan kepercayaan penting dalam upaya menyukseskan JIT. Adapun beberapa sasaran dari kemitraan JIT sebagai berikut:

  • Menghilangkan aktivitas yang tidak perlu seperti penerimaan, pemeriksaan barang yang datang serta pekerjaan dokumentasi yang berkaitan dengan penawaran, penagihan dan pembayaran.
  • Menghilangkan perlunya menyimpan persediaan di pabrik dengan mengirimkan barang dan lot-lot yang kecil langsung ke departemen yang menggunakannya saat barang tersebut diperlukan.
  • Menghilangkan persediaan dalam transit dengan mendorong para pemasok dan calon pemasok untuk memilih lokasi di dekat penjual serta melakukan pengiriman dalam jumlah kecil tetapi sering. Semakin pendek aliran bahan pada saluran sumber daya, maka semakin sedikit pula jumlah persediannya. Persediaan juga dapat dikurangi dengan sebuah teknik yang dikenal sebagai konsinyasi. Persediaan konsinyasi merupakan suatu kesepakatan dimana pihak pemasok menyimpan barang dalam persediaannya hingga barang tersebut diperlukan.

Untuk teknik-teknik yang ada pada JIT antara lain:

  • Pemasok: Sedikit penjual. Hubungan pemasok yang mendukung. Pengiriman berkualitas tinggi yang tepat waktu dan langsung ke area kerja. 
  • Tata letak: Sel kerja. Teknik kelompok. Mesin-mesin yang fleksibel. Area kerja yang teratur. Berkurangnya lahan kerja untuk persediaan.
  • Persediaan: Ukuran lot kecil. Waktu penyetelan yang lebih sedikit. Bagian-bagian penyimpanan yang terspesialisasi.
  • Penjadwalan: Tidak adanya penyimpangan dari jadwal. Penjadwalan tingkat pemasok memiliki informasi mengenai jadwal. Teknik-teknik kanban.
  • Pemeliharaan preventif: Terjadwal. Rutinitas harian. Keterlibatan operator.
  • Kualitas produksi: SPC. Pemasok yang berkualitas. Kualitas di perusahaan.
  • Pemberdayaan pekerja: Tenaga kerja yang diberdayakan dan dilatih silang. Dukungan pelatihan. Klasifikasi pekerjaan yang sedikit untuk memastikan fleksibilitas dari para pekerja. 
  • Komitmen: Dukungan dari pihak manajemen. Pekerja dan pemasok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun