Mohon tunggu...
AHMAD RIFANRIO
AHMAD RIFANRIO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahhasiswa

Nama saya Rio, saya mahasiswa yang masih menempuh studi S1 di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan program studi PBSI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Sastra Anak di Era 4.O

1 Agustus 2023   20:19 Diperbarui: 1 Agustus 2023   20:31 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

APA yang terfikir jika anda mendengar tentang sebutan Sastra Anak, disini saya sebagai penulis akan memaparkan sedikit mengenai sastra anak. Sastra anak sendiri adalah istilah yang mengacu pada jenis sastra yang ditujukan khusus untuk anak-anak. Sastra anak sendiri memiliki tujuan diantaranya sebagai media penghibur, mendidik, dan mengembangkan imajinasi anak-anak serta mengajarkan nilai-nilai dan moral.

Lalu bagaimana sastra Anak di era zaman yang semakin maju ini, khususnya di Zaman 4.O yang dimana perkembangan teknologi digital dan revolusi industri keempat (Industri 4.O) yang dimana pada zaman ini berfokus pada intregasi teknologi digital, otomasi, dan kecerdasan buatan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Apakah Sastra Anak Akan Tergantikan atau Malah Akan Hilang?

Dapat kita ketahui bersama sudah banyak sekali buku-buku fabel, buku dongeng, cerita bergambar, buku puisi anak dll yang sudah di cetak dan sekarang mulai tergantikan oleh teknologi yang semakin canggih dimana anak sudah bisa mengakses berbagai cerita, berbagai dongeng dengan hanya menggunakai gawai atau HP saja. Hal ini adalah salah satu bukti bahwa Teknologi Digital dan Internet of Things (IoT) sudah mulai berkembang pesat dan dapat dipakai oleh siapa saja dan kapan saja.

Menurut penulis sendiri keberlangsungan sastra anak di dalam zaman 4.0 memiliki peluang dan tantangan tersendiri. Di satu sisi, perkembangan teknologi digital dan internet membawa potensi besar bagi sastra anak untuk mencapai lebih banyak pembaca dan berinovasi dalam menyajikan cerita dan ilustrasi. Namun, di sisi lain, adopsi teknologi dan perubahan perilaku baca di era digital juga dapat menimbulkan tantangan dalam menjaga minat anak-anak terhadap sastra dalam bentuk tradisional.

Mungkin disini saya sebagai penulis akan memberikan beberapa gambaran mengenai peluang menguntungkan yang bisa di ambil Sastra Anak di zaman 4.O adapun peluangnya sebagai berikut.

1. Peluang Dalam Penyebaran dan Aksesibilitas: Zaman 4.0 memberikan 

kemudahan dalam penyebaran sastra anak melalui platform digital seperti aplikasi buku digital, situs web, dan media sosial. Sastra anak dapat diakses lebih luas oleh anak-anak di berbagai lokasi, termasuk di daerah terpencil. Selain itu, penggunaan teknologi juga memungkinkan sastra anak disajikan dalam bentuk yang lebih interaktif, seperti buku digital yang dilengkapi dengan animasi atau suara.

2. Inovasi dan Kreativitas: Zaman 4.0 menghadirkan berbagai teknologi kreatif seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Ini membuka peluang untuk menciptakan pengalaman membaca yang unik dan menarik bagi anak-anak. Sastra anak dapat dikembangkan dengan pendekatan baru yang melibatkan teknologi interaktif, sehingga dapat menggugah minat dan imajinasi anak-anak dengan lebih baik.

Meski di era 4.O sastra anak memiliki peluang dan inovasi yang menguntungkan, juga terdapat beberapa dampak buruk yang perlu diperhatikan, disini saya sebagai penulis mendapatkan beberapa dampak buruk antara lain yaitu terjadinya perubahan perilaku baca, pemecahan Perhatian (Attention Span), konten tidak bermutu, ketergantungan pada layar, kurangnya interaksi sosisal, dan kekhawatiran keselamatan dan privasi.

Penting untuk memperhatikan dampak buruk yang mungkin terjadi terkait sastra anak di era 4.0. Para orang tua dan pendidik perlu memastikan bahwa sastra anak yang diakses oleh anak-anak sesuai dengan usia dan berkualitas baik, serta membatasi waktu layar untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan anak-anak. Selain itu, perlu dilakukan pendekatan yang seimbang antara sastra digital dan tradisional untuk tetap menjaga minat baca anak-anak dan menghargai nilai-nilai sastra secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun