Mohon tunggu...
rinto aritonang
rinto aritonang Mohon Tunggu... -

Pemerhati sosial politik Tapanuli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dua Kutub Manifesto, Arti Demokrasi di Tapanuli Utara

23 Desember 2014   19:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:37 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anggota dewan lainnya menimpali cerita Ottoniyer. Disebutkan, jika pada tahap proses pemilu legislatif lalu, dirinya juga mendengar sebuah kenyataan bahwa Ucok ternyata telah menebarkan sayap sosialisasinya hingga ke luar daerah pemilihan (dapil) yang ditentukan untuknya. Sebuah tindakan yang diluar kelajiman dan akal sehat.

"Saya dengar, jika diluar dapilnya saja, dia juga menebar baliho alat peraga bergambar miliknya. Itu terjadi hanya karena masukan oknum yang sengaja ingin mengerjainya. Dan itu ternyata dilakukannya, walau soal wilayah yang ditentukan sebagai dapilnya sudah dengan jelas dan tegas ditentukan penyelenggara Pemilu. Memang, sungguh aneh," ungkap si anggota dewan.

Kenyataan yang terungkap ini bukanlah untuk memicu sebuah pertentangan akan sudut pandang terhadap satu karakter kepribadian. Namun, sekedar menyampaikan bahwa sebuah kutub manifesto pemahaman arti demokrasi di daerah ini dengan mewujudkan keterpilihan Ucok menjadi seorang wakil rakyat adalah output legitimasi demokrasi, yakni keberhasilan pemilihan langsung dengan segala konsekuensinya.

Dan satu kutub lainnya, keterpilihan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, selaku pria yang paling dipercaya rakyat untuk menakhodai pemerintahan daerah ini selama lima tahun ke depan merupakan sosok multi talenta. Selain energik, jiwa mudanya yang mengedepankan kebersamaan untuk keseriusan membangun daerah ini sebagai Kabupaten yang mandiri dengan masyarakatnya yang sejahtera, terpilih melalui agenda Pemilihan Umum Kepala Daerah yang berlangsung di tahun ini.

Meski terpaan isu negatif tentang dirinya sebagai riwayat masa silam tanpa kebenaran pembuktian hukum, menjadi senjata sebahagian pihak untuk mendiskreditkannya. Tetapi saya yang pasti seturut keyakinan ratusan ribu masyarakat daerah ini mengamini, bahwa proses keterpilihannya yang demokratis menjadi kutub manifesto demokrasi yang layak menjadi panutan.

Sebab, walau di masa sulit, ketika keberagaman nada, cengkok, dan aksen ekspektasi masyarakat luas yang rindu perubahan daerah ini begitu derasnya menggedor kalbu terdalam. Dirinya dengan kesempurnaan kepribadian yang dimiliki, mampu merealisasikan sebagian besar visi misi pemerintahannya hanya dalam kurun waktu delapan bulan pertama kepemimpinannya di tahun 2014.

"Dia (Nikson) telah menjadi salah satu kutub manifesto demokrasi yang dapat menjadi harapan besar mayarakat Taput. Perubahan daerah ini menuju sebuah Kabupaten yang berdikari dengan masyarakatnya yang hidup sejahtera telah dirintis dan berusaha diwujudkan melalui penerapan berbagai program yang menunjang untuk tujuan tersebut. Masyarakat kita pantas berbangga hati," tegas Superior K, pengamat politik dan pembangunan Taput sebagai kesimpulan amatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun