Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diskon Mengalahkan Logikaku (Pengalaman Belanja Online di Bunda Karpet)

12 Februari 2017   23:21 Diperbarui: 12 Februari 2017   23:28 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://bunda-karpetonlineshop827.blogspot.co.id

Sudah lima hari, tepatnya ditanggal 7 Februari akhirnya kami kehilangan uang 1 juta. Diakibatkan oleh diskon yang lumayan menarik hatiku. Alih-alih ingin membahagiakan istri dan anakku dengan karpet berkarakter lengkap dengan segala pernak-perniknya, akhirnya pupus sudah harapan untuk memilikinya. Semua kejadian itu berlangsung via BBM. Promo-promo yang ditawarkan oleh si-bundakarpet dengan pin BB D7C02423, yang awalnya penawarannya 1 set karpet seharga 500ribu, beli 2 set seharga 950 ribu, beli 3 set seharga 1,3 juta, dan seterusnya. Semua nya promonya free ongkir, dan hanya berlaku sampai 3 hari.

Dihari terakhir promonya si Bunda Karpet, akhirnya mengeluarkan jurus jitunya dengan tawaran 5 set karpet seharga 1 juta. Melihat promo tersebut akhirnya hilanglah sudah kali-kali ku..Aku berpikir dengan harga segitu aku akan bisa menjual balik lagi karpetnya ke teman-temanku yang lain. Wah aku pasti untung gede ini. Sebab harganya yang awalnya 1 set karpetnya seharga 500 ribu, eh malah jatuh menjadi 200 ribu perset nya. Aku tidak memikirkan lagi bukti pengiriman dari penjualan mereka. Yang awalnya aku memang ngotot untuk meminta bukti pengiriman barang jualan si bunda karpet itu.

Sebelum akhirnya aku memutuskan untuk mentransfer sejumlah uang tersebut, aku memang memastikan kelegalan usaha si bunda itu. Dia mengirimkan ijin usahanya yang akan  habis masa berlakunya di  tanggal 7 April 2017 ini. Usahanya ternyata ada di Surabaya. Kalau kulihat dari ijin tersebut tepatnya ada di Jalan Basuki Rachmad no. 147, Embong Kaliasin, Genteng, Kota Surabaya. Dan aku berpikir oh ini pastinya memang seorang penjual asli. Dan kucoba mensearch di google tentang usaha si bunda karpet itu, ternyata memang ada, Tepatnya di alamat ini. Tanpa mencoba menghubungi nomor-nomor yang tertera di web nya si bunda itu.

Akhirnya kuisi pembelianku sesuai format penjualan mereka, dan memilih model-model karpet yang sudah dikirimkan via bbm ke aku sebelumnya. Kutanya istriku untuk memilih model-model kesukaannya. Dan akhirnya si bunda karpet pun mengirimkan nomor rekeningnya. Kudapatkan ternyata nama dari Si bunda karpet tersebut adalah  Dewi Rani Permanawati. 

Sebelumnya kupastikan lagi bahwa nama orang yang di Surat ijin usahanya kok beda..dan dia mengakui bahwa bapak Drs. H. Budi Raharjo itu adalah suaminya. Mereka sepasang suami istri ternyata. Tepat sebelum jam 5 sore berakhir, kutransferlah uang tersebut kerekeningnya. Dan segera kukonfirmasikan ke si Bunda Karpet. Akhirnya, dia membalas oke pak. Terima kasih, paketnya akan segera kami kirimkan.

Tak beberapa lama kemudian, ada nomor yang tak kukenal memanggilku. Mengatakan bahwa pesanan saya akan segera dikirimkan jika bapak bersedia memberikan uang asuransi dari barang tersebut. Dia menjelaskan panjang lebar tentang prosedur dari pengiriman barang tersebut. Dan akhirnya meminta uang 300 ribu perset dari karpet itu. Karna aku memesan 5 set jadi asuransinya sampe 1,5 juta. Bapak tersebut mengaku-ngaku bahwa dia adalah staf JNE yang ada di Surabaya. Dan menjelaskan bahwa itu menjadi kewajiban dari pada si pembeli barang untuk melunasi asuransi tersebut.

Meskipun dalam penjelasannya mengatakan asuransi itu tidak tetap. Artinya ketika aku sudah mengirim uang tersebut, si Oknum bapak JNE tersebut mengatakan bahwa uang saya akan dikembalikan dalam hitungan waktu 30 menit. Tapi melihat hal itu siapa yang mau percaya. Ketika istriku mendengar pembicaraan kami, jatuhlah harapannya. Dan mengatakan, waduh..kita sudah kena tipu ini.

Akhirnya aku, coba konfirmasi ke Call center JNE dan menjelaskan kejadian yang baru ku alami. Mereka menjelaskan bahwa asuransi itu merupakan pilihan dan bukan kewajiban. Dan seandainya kalau diasuransikan pun, itu hanya sebesar 0,25% dari harga barang. Mendengar penjelasan dari bapak itu, akhirnya kucoba menelepon balik si Oknum Bapak JNE tersebut. Kukatakan bahwa tidak pernah ada hal yang demikian. Si Bapak itu mengatakan bahwa tetap harus dibayarkan, kalau tidak barang mu itu akan saya pending pengirimannya. Aku berpikir kok bisa yah ada hal yang demikian. Biaya asuransinya sampai 150%  dari harga nominal barang yang kupesan. Apes deh aku hari ini.

Kucoba lagi tuk menghubungi si BUnda karpet tersebut, untuk meminta keterangannya. Dan dia juga mengatakan bahwa barang tersebut memang harus dibayarkan asuransinya. Dan itu harus dibayarkan oleh sipembeli dan bukan sipenjual. Waduh makin ribet ini urusannya. Kuputuskan juga pada hari itu untuk segera membatalkan pesananku dan uangnya kuminta untuk dikembalikan. Dia mengatakan, tidak bisa pak. Dengan alasan bahwa barangnya sudah ada di JNE. Pikirku, kok itu barangmu kenapa kamu gak bisa ambil barangnya lagi dari JNE, sebab mana pernah ada Pihak JNE menahan-nahan barang kita, seandainya barang kita tidak jadi dikirimkan. Akhirnya , aku pasrah…apes..apes…kita sudah kena tipu. Untung tidak jadi kukirimkan biaya asuransinya. Kalau tidak..tambah deh apesnya..

Melihat kejadian itu, kok bisa yah, logikaku dikalahkan oleh Diskon-diskon yang sedemikan rupanya. Tak tahulah aku. Tapi ini menjadi pelajaran penting bagiku. Dan supaya bisa lebih waspada dalam melakukan transaksi jual beli online.

Kepada para pembaca, yang mungkin berasal dari Surabaya, atau mengenal nama-nama diatas bisakah kasih info kekita. Benarkah alamat si Bunda Karpet itu, secara fisik ada..atau itu alamat palsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun