Boleh dibilang gaung hari Bumi di media sosial kurang begitu antusiasnya di tanah air kita. Dibandingkan dengan hari Kartini antusias warganet untuk memposting yang berkaitan dengan hari tersebut jauh lebih ramai. Meskipun berjarak hanya satu hari, 21 April sebagai Hari Kartini sementara besoknya 22 April menjadi Hari Bumi.
Hal itu boleh saya buktikan ketika saya mengecek hastag di media social seperti Instagram hari ini untuk hastag Hari Kartini mencapai lebih dari 500 ribu postingan sementara untuk hastag Hari Bumi tidak sampai seratus ribu postingan. Lebih kurang hanya mencapai 83 ribu postingan secara keseluruhannya.
Namun meskipun demikian, memperingati Hari Bumi bukan kurang penting bagi tanah air kita bahkan bagi dunia global kita. Pasalnya untuk presidensi G20 yang dipimpin oleh Indonesia yang mengusung green energy dan sustainable energy, Indonesia berupaya untuk bisa mewujudkannya. Net zero emission (netralitas karbon) di tahun 2060 atau lebih cepat Indonesia akan sudah menerapkannya.
Itu bicara energy di tanah air kita. Sementara untuk itu perlu perubahan kebiasaan kita yang boleh dibilang semuanya berasal dari rumah kita. Bagaimana kita mengolah sampah rumah tangga kita, hal itu akan menolong Bumi kita jauh lebih sehat dan jauh lebih hijau.
Hal kedua yang boleh dilakukan yakni dengan melakukan acara kebersamaan. Dengan menggandeng orang-orang muda maupun para remaja untuk bisa bergandengan tangan di dalam menciptakan pola-pola yang sehat di dalam mengelola sampah. Dan sebagai wujud langsungnya boleh dengan mengurangi sampah yang ada di lingkungan kita.
Lewat wadah Unleasher yang ada di Sibolangit dan adanya kolaborasi dengan tim yang ada di Belawan, hal-hal tersebut coba dijajaki. Yakni membuat sebuah event kebersamaan disamping mengerjakan proyek-proyek yang ada yakni bersih Pantai yang dipusatkan di Pantai Olo Belawan kemudian dengan menanam pohon Bakau atau mangrove yang pusat kegiatannya di adakan di Pulau Sicanang.
Dua event tersebut tepat dilaksanakan di Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April. Sehingga semakin memperkuat kesan dan pesan penting yang tersirat dan tersurat di dalamnya, bagi para remaja atau anak muda yang tergabung dalam wadah Unleash Youth baik dari Sibolangit maupun dua tim dari Belawan, bahwa Bumi kita ini perlu dijaga.
Diajarkan dan diteladankan sejak dini, akan menolong mereka untuk bisa berubah ketika mereka kelak akan menjadi pemimpin selanjutnya di tanah air ini atau di bangsa-bangsa. Tentu harus melakukan banyak perubahan baik lewat event-event selanjutnya dan berkelanjutan.
Tapi jauh lebih penting dari itu, rasa kesadaran diri sendiri menjadi tugas yang harus dimiliki oleh mereka masing-masing. Yakni dengan menjaga dan mengelola bumi yang dilakukan dengan hal-hal kecil yang ada di sekitar mereka, menjadi awal untuk bisa menciptakan habit atau kebiasaan ini. Seperti mengurangi penggunaan kemasan-kemasan platik dalam bentuk apapun. HIngga memilah-milah sampah yang ada di rumah mereka masing-masing, untuk bisa dikelola selanjutnya. Baik untuk kompos, maupun untuk barang-barang yang mungkin bisa dikirim ke Bank Sampah.